Pertumbuhan Kredit akan Tekan NPL Bank

02/1/2017 05:50
Pertumbuhan Kredit akan Tekan NPL Bank
(ANTARA/YUDHI MAHATMA)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) berharap proyeksi pertumbuhan kredit yang meningkat pada 2017 dapat membantu menekan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan agar lebih baik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan optimisme yang tumbuh di domestik serta beberapa inisiatif pemerintah dalam mendorong geliat ekonomi dapat membuat permintaan kredit meningkat pada 2017.

"Jika itu tetap terjaga, saya optimistis NPL bisa terjaga pada level seperti saat ini," ujar Muliaman di Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Berdasarkan data OJK, per September 2016, kredit bermasalah di perbankan mencapai 3,18%, sedikit menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, 3,22%.

NPL sektor pertambangan menghambat laju kinerja perbankan dengan menyumbang sebesar 6,38%, sedikit membaik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 7,22%.

"Ada tanda-tanda harga komoditas meningkat. Sisa-sisa NPL 2015 sudah terkonsolidasi. Pada 2017 saya kira sudah sehat, beban itu sudah dikover (ditutupi) dengan pencadangan yang sangat memadai. Pada 2017 seharusnya sudah tidak ada halangan lagi."

Menurut Muliaman, dampak NPL 2015 secara bertahap sudah bisa dikontrol, terutama NPL dari pertambangan.

Beberapa bank juga sudah melakukan pencadangan yang memadai dan sudah menyesuaikan rencana bisnis.

"Kami harap beban NPL 2015 yang di-drive (didorong) tekanan sektor pertambangan bisa berkurang. Maka dengan pertumbuhan kredit, saya harap rasio NPL bisa dijaga relatif rendah," katanya.

Terkait dengan Outlook 2017, Muliaman menyampaikan, berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) 2017 yang telah disampaikan, perbankan optimistis pertumbuhan ekonomi 2017 akan lebih dari 2016 karena dukungan

keberhasilan program amnesti pajak untuk pembiayaan infrastruktur, pemulihan harga komoditas, dan perbaikan ekonomi global.

Total aset, kredit dan DPK industri perbankan di 2017 diproyeksikan akan tumbuh masing-masing sebesar 11,28%, 13,25%, dan 11,94%.

Pertumbuhan itu masing-masing setara dengan Rp7.352 triliun untuk total aset, Rp4.995 triliun untuk kredit, dan Rp5.304 triliun untuk DPK. (Fat/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya