Tumbuh Membanggakan meski belum Maksimal

Fathia Nurul Haq/E-2
31/12/2016 06:11
Tumbuh Membanggakan meski belum Maksimal
(ANTARA/Puspa Perwitasari)

INDEKS harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup di angka 5296,71 di penghujung 2016, susut 5,85 poin atau 0,11% dari pembukaan pagi seiring dengan aksi ambil untung sebagian investor.

Kendati demikian, IHSG mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi sepanjang 2016.

"Apa yang kita capai dengan kenaikan 15,36% itu patut kita banggakan. Tadi juga sudah disampaikan capaian itu merupakan nomor 2 di Asia Pasifik, nomor satu di antara emerging country," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution seusai memandu penutupan perdagangan 2016 di Main Hall BEI, Jakarta, kemarin.

Secara tahunan, kinerja IHSG mengalami penguatan 15,32% pada 2016 dan menghapus kerugian pada tahun sebelumnya yang minus sebesar 12,13%.

Aliran dana asing yang masuk ke pasar modal sepanjang 2016 ini tercatat Rp16,3 triliun, lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan fluktuatif IHSG tahun ini memang penuh kejutan.

Setelah sempat dua kali menembus level tertinggi, November lalu, kapitalisasi pasar modal tergerus pascaterpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Darmin berpendapat pelaku pasar modal tidak perlu terlalu risau mengenai hal ini.

"Di tengah ekonomi dunia dan kekhawatiran, orang di pasar modal selalu jitter dengan fenomena Trump, sebetulnya tidak usah risau. Mereka tidak mungkin mendorong ke arah yang terlalu jauh. Kurs tidak bisa terlalu kuat, mereka pasti susah juga," lanjut mantan Dirjen Pajak dan Gubernur Bank Indonesia itu.

Bukan hanya IHSG, kapitalisasi surat utang tahun ini juga menjadi salah satu hal yang patut dibanggakan.

Darmin menguraikan kapitalisasi surat utang korporasi tahun ini untuk pertama kalinya menembus Rp100 triliun.

"Untuk angka pastinya, kapitalisasi surat utang korporasi saat ini Rp113 triliun."

Sementara itu, surat utang negara sudah mencapai Rp470 triliun.

"Bursa efek kita bukan hanya sudah mendukung pembiayaan korporasi perusahaan, melainkan juga pemerintah atau negara," sambung Darmin.

Kendati begitu, pasar modal tak lepas dari beberapa catatan.

Salah satunya jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan tahun ini merupakan yang terendah dalam tujuh tahun.

"Jumlah IPO ada 15, terendah selama 7 tahun terakhir."

Menurut Darmin, jika program amnesti pajak berhasil sesuai dengan ekspektasi, catatan buruk tersebut bisa diperbaiki di tahun depan.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan total dana yang terhimpun melalui pasar modal sepanjang 2016 mencapai Rp668 triliun.

"Tahun lalu dana yang terhimpun hanya mencapai Rp473 triliun," ujar dia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya