Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENJELANG tutup tahun, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal akhir 2016 tidak akan melampui 5%. Padahal, dua kuartal sebelumnya secara berturut-turut ekonomi telah tumbuh di atas 5%. Hal itu terjadi karena tingginya volatilitas di pasar keuangan global pascaterpilihnya Presiden AS Donald Trump.
"Menurut BI sih, angkanya mendekati 5%, 4,9% mungkin ke 4,97%. kita tunggu saja," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara saat ditemui di kompleks Bank Indonesia, Jumat (23/12).
Sebagaimana diketahun, ekonomi tumbuh 5,18% pada kuratal II-2016 dan 5,02% pada kuartal III-2016. Siklus alamiahnya, kuartal IV tumbuh lebih baik daripada kuartal-kuartal sebelumnya terkait penyerapan anggaran yang biasanya dikebut di akhir tahun.
Namun, pada kuartal IV tahun ini, ujar Mirza, terpilihnya Presiden Donald Trump dalam Pemilu di Amerika Serikat sempat membuat volatilitas yang tinggi. Beruntung setelahnya tidak ada lagi guncangan yang cukup berarti pada perekonomian nasional, pun dengan penyesuaian suku bunga acuan Federal Reserve medio Desember lalu.
Di sisi lain, Mirza berpendapat tren pertumbuhan ekonomi tahun depan akan lebih baik dari tahun ini, yakni 5% sampai 5,4%. "Pertumbuhan kredit juga 10-12%, itu baik," sambung Mirza.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 cenderung stabil dalam kisaran prediksi bersama setelah mempertimbangan berbagai aspek perekonomian baik di tataran global maupun domestik. "Kecenderungan tersebut didasarkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,0% (y-o-y) pada 2016," kata Taufik Kurniawan melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Jumat (23/12).
Menurut Taufik, Indonesia tidak bisa terlalu berharap pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena kondisi ekonomi global masih sangat rapuh untuk dijadikan acuan pertumbuhan yang tinggi. "Saya dapat memahami mengapa pemerintah menetapkan asumsi target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2017 sebesar 5,1%," katanya.
Menurut Taufik, kebijakan pengetatan dan penurunan pengeluaran anggaran pemerintah pada tahun ini tentu akan berimbas pada target pertumbuhan 2017.
Efektivitas anggaran
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengutarakan pertumbuhan ekonomi tahun depan amat bergantung pada efektivitas kebijakan pemerintah, meski Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 menargetkan 5,1%.
Ia berharap terbatasnya penerimaan negara menyusul perlambatan ekonomi disertai ketidakpastian yang melanda seluruh dunia tidak membuat ekonomi terhambat. Salah satu upayanya ialah dengan menggiatkan peranan investasi swasta dalam pembiayaan pembangunan.
"Tahun depan kita akan do-rong pembiayaan infrastruktur non-APBN. Jadi kita gunakan sebagai skema sehingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun ketika mendapat penugasan tidak harus mendapatkan penyeraan modal negara (PMN)," jelas Bambang saat ditemui di Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, Jumat.
Selain itu, Bambang menegaskan, wacana municipal obligation atau obligasi daerah harus dilanjutkan, yakni agar pembangunan di daerah tidak lagi bergantung pada pemerintah pusat.
"Akan tetapi lucu kalau suatu daerah berupaya keras menerbitkan obligasi, tapi uang nganggurnya masih besar," tegas Bambang.(Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved