Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMENTERIAN Perdagangan menyatakan aturan impor Sapi Bakalan akan direlaksasi dengan mengubah aturan berat bobot sapi. Nantinya, Indonesia akan bisa mengimpor Sapi Bakalan dengan bobot 250-500 kilogram (kg).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, selama ini, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/2016 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia Besar ke Wilayah Indonesia mewajibkan Sapi Bakalan yang diimpor dari Australia berbobot sekitar 350 kg.
Dengan relaksasi yang tengah digodok saat ini, dia menyatakan harga Sapi Bakalan dari Australia akan turun sebesar US$1 per kg.
"Selain berat, ada pula perubahan izin impor yang tadinya 4 bulanan menjadi 1 tahun. Mereka bilang harga sapinya bisa diturunkan US$1 per kg," ucap Enggar saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (23/12).
Menurutnya, Australia banyak memiliki sapi dengan bobot yang besar. Namun, karena adanya Permentan 49/2016, Negeri Kangguru tersebut tidak bisa menjual ke Indonesia.
Dengan relaksasi itu, kata Enggar, jumlah sapi yang dijual Australia menjadi lebih banyak dengan berbagai ukuran. Pada akhirnya, dia menilai hal tersebut memunculkan efisiensi biaya transportasi dan harga sapi dari Australia bisa turun.
"Mereka bisa murah karena stok mereka banyak. Sapinya kan diam di sana dan digemukin. Penurunan harga itu juga karena ada efisiensi biaya. Jadi, jumlah ekor nambah dengan transportasi yang sama, ada efisiensi," paparnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menambahkan audit implementasi pengadaan sapi indukan juga akan masuk dalam revisi Peraturan Menteri Pertanian.
Pemerintah akan membuat implementasi pengadaan sapi indukan dengan besar 10% dari total izin impor sapi bakalan untuk koperasi dan 20% untuk perusahaan akan diaudit setiap tahun sejak akhir 2018.
"Rencananya akan tiap tahun kita audit pelaksanaannya, diawali akhir 2018. Jadi supaya auditnya tidak hanya satu waktu di akhir 2018, tapi terus secara berkala kita periksa benar tidak nih mereka yang impor sapi bakalan juga mengadakan sapi indukan," pungkas Oke. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved