Inflasi bakal Naik Tahun Depan

Fathia Nurul Haq
23/12/2016 11:23
Inflasi bakal Naik Tahun Depan
(Antara/Yudhi Mahatma)

KEPALA Ekonom Mandiri Anton Gunawan memproyeksikan laju inflasi meningkat dari perkiraan tahun ini sebesar 3%-3,2% (yoy) ke 4,2% (yoy) pada 2017 karena kenaikan harga kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices).

"Kami juga melihat kenaikan harga minyak dunia bukan tidak mungkin membuat pemerintah harus melakukan penyesuaian pada harga bahan bakar minyak. Itu akan mendorong naiknya inflasi," kata Anton dalam Indonesian Economic Outlook 2017 di Plaza Mandiri Jakarta, kemarin.

Beberapa wacana penyesuaian harga dari administered prices yang diperkirakan pada 2017 ialah kenaikan tarif listrik segmen 900 volt ampere (VA) dan 450 VA, selain perkiraan kenaikan harga BBM.

Dengan adanya kenaikan inflasi itu, Anton mengatakan BI sulit menurunkan suku bunga acuan 7-days reverse repo rate pada tahun depan untuk menjaga stabilitas makroekonomi. "Stabilitas mungkin masih terjaga tahun depan. Kita lihat kurs rupiah akan bergerak rata-rata di Rp13.400 per dolar AS."

Jika di pertengahan 2017 BI melihat laju inflasi bisa melebihi batas maksimum pada 3%-5%, bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan.

Meskipun inflasi diperkirakan naik, kata Anton, pertumbuhan ekonomi akan berlanjut walau dalam takaran yang tidak signifikan.

Anton memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1% (yoy). Anton mengatakan pemerintah masih harus melanjutkan konsolidasi fiskal untuk membenahi kekurangan penerimaan pajak agar belanja negara tidak terganggu.

Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean menilai momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 diprediksi masih terjaga seiring dengan angka inflasi yang diproyeksikan pada level rendah.

"Optimisme itu didukung dengan ekspektasi pasar sebagaimana ditunjukkan kurva yield di pasar obligasi yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang sedikit lebih baik pada 2017 jika dibandingkan dengan realisasi 2016," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Adrian mengatakan bergerak naiknya angka pertumbuhan kredit di sektor perbankan ikut menambah indikasi ruang pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai terbuka.

Kredit perbankan
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto optimistis pertumbuhan kredit perbankan nasional, termasuk BNI, bisa mencapai double digit pada tahun depan. Pertumbuhan itu naik dari target tahun ini yang hanya 7%-8%.

"Potensi pertumbuhan kredit perbankan nasional pada 2017 relatif akan lebih baik. Kalau tahun ini single digit, tahun depan 11% pun saya rasa bisa," ucap Ryan dalam diskusi di Jakarta, kemarin.

Kendati demikian, Ryan mengaku pihak perbankan masih akan berhati-hati memberikan kredit kepada sektor pertambangan dan penggalian. Namun, bila pemerintah kembali berkomitmen untuk menjalankan kembali program smelting, perbankan akan menyambut gembira.

"Saya harus jujur, perbankan masih berhati-hati dengan sektor pertambangan dan penggalian. Mudah-mudahan program smelter mulai jalan lagi," tukasnya. (Adi/Jes/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya