Ancaman Eksternal Masih Hantui Perekonomian Indonesia di 2017

Adhi M Daryono
22/12/2016 17:02
Ancaman Eksternal Masih Hantui Perekonomian Indonesia di 2017
(ANTARA)

PEREKONOMIAN Indonesia pada 2017 diprediksi masih akan menemui tantangan dari sisi eksternal. Hal itu seiring adanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sebanyak tiga kali pada tahun depan.

Hal itu dikatakan Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean saat pemaparan Outlook Ekonomi 2017 di Gedung CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (22/12).

Adrian mengatakan rencana kenaikan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak tiga kali pada 2017 akan menciptakan tren penguatan dolar AS secara global.

"Tren penguatan ini akan berdampak negatif terhadap rupiah dan perekonomian nasional," kata Adrian.

Menurut Adrian, penguatan dolar AS yang terlalu tinggi belum tentu menguntungkan perekonomian dalam negeri AS. Karena struktur perekonomian AS masih menunjukan pelemahan dengan menurunnya tingkat produktivitas, lemahnya dinamika di pasar tenaga kerja, serta tidak kuatnya pertumbuhan produk domestik bruto.

"Kalau dolar AS terlalu kuat, Amerika justru tidak senang karena kegiatan ekspornya akan susah. Jadi hal ini membuka kemungkinan temproerrnya sifat penguatan mata uang dolar AS pada 2017," ujar Adrian.

Guna menghindari efek negatif dari tersebut, kata Adrian, perlu adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan modal. Kemudian menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, serta menjaga angka inflasi pada level yang rendah. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya