Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENTERI Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan Indonesia memilki masalah berat di sektor industri dasar. Kelemahan di sektor industri hilir itulah yang menjadi biang perkembangan industri di Tanah Air berjalan lamban sehingga membuat impor terus merangkak naik.
“Ini masalah selama puluhan tahun. Setiap kali pertumbuhan ekonomi bertambah besar selalu terjadi defisit transaksi berjalan. Sumber masalahnya, kita tidak punya industri dasar,” ujar Darmin di Jakarta, kemarin.
Untuk itu, lanjut dia, pembangunan tiga industri dasar sangat mutlak dilakukan di Indonesia. Adapun industri yang mutlak diperkuat di negeri ini ialah industri petrokimia, suku cadang kendaraan, besi dan baja, serta kilang minyak.
Selain itu, kata dia, industri farmasi juga masih sangat minim terbangun. Indonesia terlalu bergantung pada obat-obatan impor sehingga harga obat menjadi mahal. Padahal, pemerintah menganggarkan Rp63,48 triliun untuk Kementerian Kesehatan pada tahun ini atau tertinggi ketiga di antara kementerian dan lembaga lain.
“Kita sudah mengeluarkan dana besar untuk jaminan kesehatan. Aneh kalau kita tidak bisa kembangkan industrinya di dalam negeri. Ini sudah bodoh namanya,” ucap Darmin.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pun berharap Indonesia bisa mengikuti jejak India dan Tiongkok yang sukses mengembang industri farmasi. Karena itu, pemerintah mau membuka lebar-lebar investasi asing ke sektor bahan baku farmasi. Hal itu pun sudah diminta pemerintah saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke India pekan lalu.
“Itu sebabnya pemerintah membawa rombongan ke India untuk mengajak mereka ke Indonesia. Dengan begitu, kita bisa dorong harga obat lebih murah. Obat ge-nerik sekarang lebih murah, tapi akan lebih murah kalau investasi di Indonesia,” kata Darmin.
Presiden Joko Widodo juga secara langsung menawarkan investasi kepada pemerintah Iran saat kunjungan resminya. Iran pun, kata Darmin, berminat untuk mengembangkan kilang di Balongan. Namun, keinginan itu masih terganjal perusahaan Arab Saudi, Saudi Aramco, yang sudah meneken kontrak kerja sama dengan Pertamina. (Jes/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved