Masyarakat Dunia Catat Rekor Komitmen Dana Pengentasan Kemiskinan

Basuki Eka Purnama
16/12/2016 11:13
Masyarakat Dunia Catat Rekor Komitmen Dana Pengentasan Kemiskinan
Jim Yong Kim(AP/Jose Luis Magana)

KOALISI lebih dari 60 negara donor dan peminjam,Kamis (15/12), sepakat mendongkrak upaya pengentasan kemiskinan dengan komitmen sebesar $75 miliar, yang akan disalurkan melalui International Development Association (IDA), organisasi Grup Bank Dunia yang khusus menghimpun dana bagi negara-negara termiskin dunia. Angka tersebut merupakan yang paling tinggi dalam 60 tahun sejarah IDA.

“Ini adalah langkah sangat penting dalam gerakan mengakhiri kemiskinan ekstrim,” kata Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim. “Komitmen dari para mitra kami, digabungkan dengan inovasi IDA untuk melibatkan sektor swasta dan mengumpulkan dana dari pasar modal, akan mengubah arah pembangunan di negara-negara termiskin di dunia. Kami berterimakasih atas kepercayaan dari mitra kami terhadap kemampuan IDA untuk membuahkan hasil.”

Pendanaan itu akan memberi kesempatan bagi IDA untuk secara dramatis meningkatkan intervensi pembangunan guna menangani konflik, kerentanan dan kekerasan, pemindahan warga secara paksa, perubahan iklim dan ketimpangan gender; selain mendorong penguatan tata kelola pemerintahan dan pembangunan institusi.

Pendanaan itu juga akan mendorong terciptanya lapangan kerja dan transformasi ekonomi, yang mana menjadi fokus khusus dalam tiga tahun ke depan. Upaya ini didukung oleh komitmen penuh untuk berinvestasi dalam pertumbuhan, ketahanan, dan penciptaan peluang.

“Dengan paket inovatif ini, negara-negara termiskin di dunia–terutama yang paling rentan dan lemah–akan mendapat dukungan untuk berkembang, menciptakan peluang bagi masyarakat, dan menjadi lebih kuat menghadapi guncangan dan krisis,” kata Direktur Pelaksana Kelompok Bank Dunia dan Co-Chair dari negosiasi IDA18, Kyle Peters. “Fokus IDA terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, serta pencegahan konflik dan kekerasan akan berkontribusi pada peningkatan stabilitas dan kemajuan di seluruh dunia."

“IDA membuka babak baru dalam sejarah pembangunan,” kata IDA18 Co-Chair dan mantan Menteri Pembangunan Togo, Dede Ekoue. “Bersama para donor, bekerja bahu membahu dengan negara peminjam, kami mengajukan paket dukungan yang inovatif, ambisius dan responsif guna memberi harapan kepada masyarakat miskin. Intervensi ini akan membantu mengubah nasib miliaran orang yang hidup di negara-negara yang didukung IDA.”

Untuk mendanai paket bersejarah ini, IDA menawarkan transformasi paling radikal sepanjang 56 tahun sejarah pendiriannya. Untuk pertama kalinya, IDA akan meningkatkan modal dengan menggabungkan kontribusi donor dengan sumber daya internal dan dana yang diperoleh dari pasar modal.

Dengan menggabungkan kontribusi dari para donor dan dana internal serta pasar modal, IDA akan secara signifikan meningkatkan dukungan dana kepada negara-negara peminjamnya.

“Paket pembiayaan inovatif ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dari setiap $1 yang diberikan negara donor akan berlipat ganda menjadi $3 dalam hal kemampuan pembelanjaan,” kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pembiayaan Pembangunan, Axel van Trotsenburg. “Ini adalah proposal paling kongkrit dan signifikan untuk mewujudkan Agenda Aksi Addis Ababa–sangat penting demi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.”

Pembiayaan tambahan akan memungkinkan IDA untuk melipatgandakan sumber daya guna menangani kerentanan, konflik, dan kekerasan (hingga lebih dari $14 miliar), serta akar penyebab dari resiko tersebut sebelum memburuk.

Pendanaan tersebut juga menambah sumber daya untuk pengungsi dan masyarakat yang menerimanya ($2 miliar). Peningkatan pendanaan ini akan memperkuat dukungan IDA untuk menghadapi krisis dan penanggulangannya, persiapan menghadapi wabah, manajemen resiko bencana, integrasi regional dan negara-negara kecil.

Sektor swasta juga akan mendapat dukungan besar senilai $2.5 miliar dalam bentuk Private Sector Window (PSW). Program PSW diluncurkan bersama dengan International Finance Cooperation (IFC) Dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dengan tujuan menbantu menggerakan dana swasta dan meningkatkan pembangunan sektor swasta di negara-negara termiskin, terutama yang berada dalam situasi rentan. Sektor swasta memegang kunci penciptaan lapangan kerja dan transformasi ekonomi di lingkup yang paling sulit.

Dana tersebut juga akan membantu memperkuat institusi pemerintahan, menggerakkan sumber daya untuk memenuhi pelayanan, dan mendorong akuntabilitas.

Negara yang telah memberikan komitmen kepada IDA berjumlah 47 dan sejumlah negara tambahan diproyeksikan bergabung dalam waktu dekat. Grup Bank Dunia akan melanjutkan tradisinya untuk memberikan sumber dayanya bagi IDA.

“Salah satu hal yang luar biasa dari IDA adalah organisasi ini menyatukan berbagai negara untuk membantu yang miskin. Terutama dalam pertemuan penentuan pagu kali ini, kita benar-benar melihat IDA sebagai koalisi global yang sesungguhnya,” kata van Trotsenburg.

Sebanyak 75 negara berpendapatan rendah berhak mendapat akses paket pendanaan dari IDA18. (RO/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya