Surveyor Garap Lab Energi Terintegrasi

Fetry Wuryasti
15/12/2016 08:15
Surveyor Garap Lab Energi Terintegrasi
()

PT Surveyor Indonesia (persero) Tbk bakal membangun laboratorium terintegrasi di sektor energi pada 2017. Pembangunan ini guna memperkukuh posisi perseroan di bidang jasa survei, in­speksi, dan konsultasi sektor energi.

“Dari hasil analisis dan potensi market dan untuk kemudahan pengiriman sampel labo­ratorium, lokasi laboratorium terintegrasi akan dibangun di sekitar Jakarta,” ujar Direktur Utama Surveyor Indonesia, M Arif Zainuddin, di Jakarta, kemarin.

Guna membangun laboratorium terintegrasi tersebut, perusahaan menganggarkan dana hingga Rp70 miliar. Menurut Arif, anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan fisik, pengembangan laboratorium lengkap dengan semua akreditasinya. Meski kajian pembangunan laboratorium sudah dalam tahap finali­sasi, Arif belum menyebutkan lokasi persis pembangunan laboratorium terpadu sektor energi tersebut.

“Masih dicari, tapi yang pasti harus dekat dengan pusat Kota Jakarta, mengingat potensi market jasa survei, inspeksi, verifikasi, dan sertifikasi banyak terdapat di Jakarta,” tegas Arif.

Ia beralasan lokasi laboratorium terintegrasi harus berada di sekitar Jakarta agar lebih mudah dalam pengiriman sampel laboratorium dan jaminan ketersediaan perangkat teknologi.

Saat ini Surveyor Indonesia telah memiliki laboratorium yang fokus untuk mineral dan batu bara sebanyak 18 tempat yang tersebar di beberapa titik di Tanah Air. Beberapa di antaranya laboratorium batu bara dan mineral di Semarang, laboratorium lingkungan di Batam, Medan, laboratorium minyak sawit (CPO) di Dumai.
“Diharapkan semua laboratorium Surveyor Indonesia harus berstandar internasional yang mendapatkan ISO 17020,” ujarnya.

Target
Arif memaparkan Surveyor Indonesia tidak hanya berge­rak di sektor energi. Perseroan ini juga aktif menyediakan jasa inspeksi dan verifikasi, pengujian dan analisis serta pelatihan yang mencakup berbagai sektor industri dan fasilitas, sistem pembangkit, keselamatan dan jasa umum.

Lebih jauh ditambahkan, pada 2016 Surveyor Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp975 miliar. Sementara sampai dengan November 2016 sudah mencapai Rp954 miliar.

“Di tengah perekonomian yang lesu akibat turunnya harga batu bara, perusahaan tetap meraih pendapatan lumayan. Oleh karena itu, target pendapatan persero pada 2017 pun ditingkatkan menjadi Rp1 triliun,” tandas Arif.

Saat yang bersamaan laba perseroan sampai dengan November 2016 sudah mencapai Rp114 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp137 miliar sampai dengan akhir 2016. Pendapatan terbesar, terang dia, masih dikontribusi layanan konsultasi penguatan instansi dan kelembagaan, selanjutnya sektor migas, mine­ral dan batu bara, sistem pembangkit, serta sektor infrastruktur. (Ant/E-4)

fetry@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya