Harus Bersinergi demi Ketahanan Energi

Tesa Oktiana
14/12/2016 05:41
Harus Bersinergi demi Ketahanan Energi
(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

Pertamina berniat menaikkan harga solar sebesar Rp500 per liter untuk menutupi kerugian penjualan sejak Oktober 2016.

Peningkatan kebutuhan energi menjadi tugas berat yang harus dipikul bersama oleh seluruh pemangku kepentingan di dalam negeri. Karena itu, harus ada jalinan sinergi antarperusahaan milik negara, juga dengan pihak swasta untuk meningkatkan efisiensi energi demi kesejahtera-an masyarakat Indonesia.

"Pertamina tolonglah bersinergi lebih erat dengan PLN. Kalau dapat bersama-sama, masyarakat Indonesia akan lebih sejahtera karena cost listrik murah dan BBM bisa efektif, efisien, dan lebih murah," kata Menteri BUMN Rini Soemarno dalam acara Pertamina Energy Forum 2016 di Jakarta, kemarin.

Dalam mewujudkan ketahanan energi, sinergi juga harus dijalin dengan badan usaha swasta. "Karena dalam memproduksi listrik ada pembangkit yang menggunakan BBM dan gas, itu semua harus disinergikan agar biaya transportasi lebih murah, biaya energi primer turun, biaya produksi lebih rendah," ujar Rini.

Ia mendorong Pertamina mengoptimalkan sumber energi domestik, terus mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan, serta melakukan ekspansi di luar negeri dengan perhitungan matang. Pun Rini meminta Pertamina tidak terlena dengan pencapaian menjadi perusahaan lima besar dunia di sektor energi pada 2016.

Rini juga menekankan pentingnya akselerasi ketersediaan energi di tengah tantangan dan persaingan global yang semakin ketat.

"Keputusan OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak) menurunkan produksi minyak 1,2 juta barel per hari (bph) harus diantisipasi Pertamina untuk memastikan ketersediaan, akses sekuritas, harga yang terjangkau, dan pasokan energi berkelanjutan," tandasnya.

Bidik lapangan MLN Aljazair

Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang menyatakan sinergi antar-BUMN juga dengan pihak swasta akan terus dijalankan. Untuk mengantisipasi perkembangan ke depan pihaknya akan tetap mempriritaskan pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, meningkatkan kapasitas kilang dan petrokimia, mengembangkan infrastruktur dan marketing, serta memperkuat struktur keuangan.

Salah satu upaya penguataan sektor hulu ialah dengan akuisisi ladang minyak di luar negeri. Pihaknya saat ini tengah membidik 100% kepemilikan lapangan MLN (Menzel Lejmat Nord) di Aljazair. Blok migas itu merupakan salah satu dari tiga lapangan migas yang dioperatori Pertamina dengan kepemilikan 65%. Sisa 35% milik Repsol Spanyol itulah yang diincar Pertamina.

"Kita lagi negosiasi untuk miliki (100%) lapangan itu. Kita lagi punya duit kok. Nanti kalau duitnya habis, baru kita bond (surat utang) lagi," imbuhnya.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengamini kondisi keuangan Pertamina dalam level aman untuk menyokong operasi dan menjaga produksi, berikut mempertahankan infrastruktur.

"Investasi kesuluruhan untuk hulu hingga hilir pada tahun depan mencapai US$6 miliar," terang Arif. Pertamina juga bakal mengajukan penaikan harga BBM jenis solar di 2017 untuk menutupi kerugian penjualan sejak Oktober 2016 lalu.

"Per 1 Januari kami sudah defisit solar subsidi Rp700 per liter. Artinya total harga solar dengan Rp5.150 per liter itu harusnya subsidi Rp1.200 per liter. Real harganya sudah di atas Rp2.000. Ini pekerjaan rumah (PR) nih. Mungkin kenaikan harga solar Rp500 per liter," ucap Ahmad. (Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya