Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SALAH satu langkah strategis yang tengah dilakukan Pertamina untuk memastikan kecukupan pasokan energi terutama BBM dan gas untuk konsumsi dalam negeri adalah melakukan ekspansi pencarian sumber daya migas ke mancanegara. Langkah ‘go international’ tersebut harus terus dilakukan, selain untuk menambah cadangan energi nasional juga untuk meningkatkan daya saing Pertamina di level global seiring strategi jangka panjang perusahaan untuk terus agresif di sektor hulu selain meraih keuntungan dari bisnis hilir (aggressive in upstream, profitable in downstream). Pada sektor hulu migas ini Pertamina melakukan strategi dengan bermitra, merger dan akuisisi dalam rangka peningkatan kapabilitas Pertamina serta ekspansi lapangan minyak untuk meningkatkan produksi dan cadangan minyak Pertamina demi ketahanan energi nasional.
“Ini langkah awal yang kita harapkan membuat Pertamina go global dari sisi upstream. Ini dalam rangka mengamankan kebutuhan kami di dalam negeri. Concern kami ada di cadangannya. Dalam kaitan kemandirian energi, upstream kami kurang, Pertamina harus mengembangkan tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri,” papar ucap Direktur Utama PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP)Slamet Riadhy, di Jakarta, awal November 2016 lalu.
Meski baru dibentuk akhir 2014, PIEP kini telah beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia dengan produksi hingga Kuartal III 2016 mencatatkan produksi sebanyak 122,6 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Produksi anak usaha PT Pertamina (persero) di luar negeri itu naik tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 113,6 ribu BOEPD.
Sepanjang periode Januari-September 2016 itu PIEP mencatatkan produksi minyak sebesar 86,7 barel per hari (BPH) dan gas 207 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Tingkat produksi ini naik tipis dibandingkan periode Januari-September 2015 yang tercatat 78,4 ribu BPH untuk minyak dan 204 MMSCFD gas.
“Peningkatan produksi ini ditopang oleh kenaikan rata-rata dari Project Phase 4 Development di Aljazair sebesar 2.500 BOPD, water injection di Irak yang meningkat sekitar 4.000 BOPD, serta injeksi gas dan water di ladang migas Malaysia meningkat sekitar 3.000 BOEPD,” ujar Slamet.
Sesuai prognosa, produksi PIEP rata-rata selama 2016 ditargetkan sebesar 123 ribu BOEPD, terdiri atas minyak 87 ribu BOEPD dan gas 215 MMSCFD. Slamet pun akan menjaga level produksi untuk tetap sesuai target hingga akhir tahun.
“Kami akan berupaya keras untuk menjaga tingkat produksi sehingga akhir tahun produksi PIEP masih terjaga di sekitar 120 ribu BOEPD,” ujarnya.
Tahun lalu, dari target induk usaha sebesar 93 ribu BOEPD, PIEP berhasil merealisasikan produksi sebesar 113 ribu BOEPD. Dari produksi tersebut, sebanyak 39 ribu BOPD diperoleh dari Aljazair, ladang minyak Irak berkontribusi 36 ribu BOPD, dan dari blok migas di Malaysia menyumbang sebesar 38 ribu BOPD.
PIEP memproyeksikan produksi mencapai 700 BOEPD hingga 2025, baik dari blok migas yang ada saat ini, yaitu di Irak, Malaysia, dan Aljazair maupun dari penambahan aset baru.
Pada 2025, total produksi blok migas yang ada di tiga negara tersebut akan bertambah menjadi 250 ribu barel. Lapangan West Qurna 1 Irak, akan mengalami produksi puncak pada 2022 sebesar 1,6 juta barel. Dengan partisipasi sebesar 10%, bagian dari Pertamina sebesar 160 ribu barel.
Kemudian blok migas di Malaysia dan Aljazair, masing-masing akan memberikan kontribusi sebesar 45 ribu barel sehingga total produksi pada 2025, sebesar 250 ribu barel. Sisanya sebesar 350 ribu barel, diharapkan dari aset baru.
Sehingga total target produksi PIEP di luar negeri di tahun itu ditargetkan menjadi 600 ribu BOEPD dengan 420 ribu BPH di antaranya adalah minyak bumi.
Pada 2030, dari ladang migas di dalam dan luar negeri diperkirakan dapat diperoleh 2.000.000 BOEPD. Untuk itu semua, sampai 2030, Pertamina menyiapkan anggaran US$146 miliar. Pertamina juga menjajaki ladang di Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Barat, Rusia, dan Iran dengan cadangan minyak minimal 50 juta barel dan produksi di atas 35.000 barel per hari.
Belum lama ini Pertamina mengumumkan akuisisi atas 24,53% saham perusahaan migas asal Prancis, Maurel & Prom. Harga saham yang dibeli Pertamina 4,2 euro per lembar, total biaya yang dikeluarkan untuk akuisisi itu kurang lebih 200 juta euro, atau sekitar Rp2,9 triliun.
Senior Vice President Upstream Business Develompment Pertamina Denie Tampubolon mengatakan, Maurel & Prom memiliki sejumlah lapangan produksi dan eksplorasi minyak dan gas (migas) di sejumlah negara, mayoritasnya di kawasan Afrika. Sebagai contoh di Gabon dan Tanzania perusahaan ini memiliki lapangan minyak yang sudah berproduksi.
Denie mengungkapkan, pada kedua negara tersebut, Maurel & Prom memiliki aset migas dengan nilai sekitar US$200 juta yang memiliki cadangan minyak mencapai 250 juta barel oil equivalent. Dari jumlah tersebut 78% berasal dari Gabon dan 22% dari Tanzania.
“Gabon dan Tanzania, itu produksi semua. Dan memang banyak juga yang masih eksplorasi,” ujar dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Perusahaan ini juga mampu memproduksi minyak 30 ribu barel oil equivalen per Day (BOED). Dari jumlah tersebut nantinya akan didistribusikan dan diolah pada kilang di Indonesia sebesar 6.000 BOED.
”Pasokan ke dalam negeri kalau sekitar 6.000 BOED, itu 24,5 persen (saham) dari 30 ribu BOED. Ini minyak cocok di kilang Indonesia. Minyak dari Nigeria bisa di Indonesia, dari Gabon juga bisa digunakan di kilang kita, cocok untuk kilang kita,” kata dia.
Menurut Denie, dengan produksi minyak yang besar dan ditambah dengan adanya potensi minyak dan gas dari lapangan eksplorasi, maka akuisisi ini dinilai akan memberikan banyak keuntungan bagi Pertamina. Selain itu, akuisisi ini juga sebagai upaya perusahaan untuk melebarkan bisnisnya di dunia internasional.
“Kebutuhan dana untuk eksplorasi diperkirakan sebesar 30 juta Euro untuk 3-4 tahun ke depan. Perusahaan ini sangat balance untuk pengembangan bisnisnya. Dan pendanaan (akuisisi) juga lewat pinjaman luar negeri, melalui anak perusahaan Pertamina Internasional Exploration-Production. Ini tidak kurangi sumber dana yang akan diinvestasikan di dalam ngeri yaitu kilang dan upstream industri,” tandas dia.
“Proyek ini merupakan bagian dari pelaksanaan 5 pilar strategis Pertamina untuk memperluas bisnis hulu perusahaan di seluruh dunia. Langkah ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjamin ketahanan energi Indonesia,” kata Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Soetjipto .
Dukungan tim berpengalaman dari Maurel & Prom akan menjadi kunci bagi keberhasilan strategi perusahaan di masa yang akan datang. (Jaz/S-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved