AP II Geber Bisnis Nonaero

Adhi M Daryono
13/12/2016 08:17
AP II Geber Bisnis Nonaero
(Antara/Yudhi Mahatma)

PT Angkasa Pura II (AP II) tahun depan akan mengintensifkan bisnis nonaero atau nonpenerbangan dengan target kontribusi di atas 50% dari total pendapatan perseroan. Hal itu dikatakan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin seusai peresmian rute maskapai Garuda Indonesia Jakarta-Mumbai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, kemarin.

"Kita akan fokus di ritel, jasa, lalu ke kargo dan properti, masuk hotel," kata Awaluddin.

Saat ini porsi pendapatan nonaero disebutnya berkisar 47%-48%. Itu sudah termasuk bisnis kargo. "Tahun depan mungkin 52%-53%. Tahun 2018 kita ingin 60%. Nonaero itu paling besar sewa lahan khususnya di ritel dan di properti building. Ini yang harus kita kembangkan," ungkapnya.

Selanjutnya, kata Awaluddin, AP II menargetkan jumlah penumpang di bandara-bandara kelolaan mereka yang menyentuh sembilan digit pada tahun mendatang.

"Tahun ini prediksi kita mudah-mudahan tercapai 93 juta traffic passenger. Tahun depan kita ingin tumbuh 11%-12%. AP II akan menembus 100 juta passenger. Prediksi kita 100 sampai 102 juta traffic passenger," jelasnya.

Di samping bisnis nonaero, tahun depan AP II ingin meningkatkan implementasi konsep digital airport. Selain memperkuat infrastruktur digital di bandara, pihaknya ingin mengembangkan layanan berbasis digital. Umpama, lewat aplikasi. "Nonaero kita bisa masuk sini juga," tutur Awaluddin.

Untuk itu, AP II memprediksi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp9 triliun. Dana capex juga akan dipakai untuk mengembangkan dan memperluas sejumlah bandara.

Konektivitas
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia kemarin meresmikan penerbangan dari Jakarta ke Mumbai, India. Penerbangan via Bangkok, Thailand, itu dilakukan dengan menggunakan pesawat Boeing 737-800 NG yang berkapasitas 156 penumpang.

Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengungkapkan wisatawan India yang datang ke Indonesia pada 2015 lalu mencapai 270 ribu dan pada akhir tahun ini mencapai 350 ribu. "Dengan jumlah wisatawan India yang terus meningkat setiap tahun, kami yakin Mumbai pasar prospektif bagi kami," ujar Arif.

Ia mengatakan akan ada tiga kali penerbangan dalam sepekan, yakni setiap Senin, Rabu, dan Jumat.

Pada penerbangan perdana, tingkat isian penumpang (load factor), kata Arief, mencapai 70%. Begitu pun rute kembali, load factor-nya 88%.

"Ini awal yang baik, mudah-mudahan pada tahap berikutnya kita bisa menambah frekuensi. Setelah frekuensi semakin kuat, kita akan buat direct flight. Bilamana direct flight semakin kuat kita akan tambah lagi rute-rute berikutnya," jelas Arief.

Menurut dia, saat ini belum ada pemain lain untuk rute Jakarta-Mumbai via Bangkok. Ia menambahkan dibukanya rute penerbangan itu diharapkan dapat memperkuat konektivitas penerbangan Indonesia-India sehingga pengguna jasa dapat leluasa memilih layanan penerbangan ke beberapa kota besar di Indonesia, khususnya ke Jakarta, Denpasar, Surabaya, dan Medan.

Dalam kesempatan sama, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vincentius Jemadu, mengatakan pemerintah menargetkan kenaikan 20% atas wisatawan India pada tahun depan.

"Malah adanya Garuda rute dari Jakarta-Mumbai ini kita harapkan bisa mencapai 30%," kata dia. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya