Resi Gudang Terintegrasi PLK Daring

Andhika Prasetyo
06/12/2016 08:44
Resi Gudang Terintegrasi PLK Daring
(Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita--MI/Galih Pradipta)

PEMERINTAH meluncurkan sistem Pasar Lelang Komoditas (PLK) berbasis daring yang sudah terintegrasi dengan Sistem Resi Gudang (SRG). Adanya sistem tersebut merupakan upaya menjaga pasokan pangan, menekan tingkat inflasi, dan stabilisasi harga pangan.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, sistem PLK membuat rantai pasokan komoditas pertanian lebih sederhana tanpa harus melalui tangan tengkulak. Dengan sistem daring (internet) petani bisa menjual produk lebih luas dan terhubung dengan gudang-gudang lainya.

Dengan sistem SRG, tambah dia, petani bisa menekan kerugian saat harga komoditas yang diproduksi turun, dengan terlebih dahulu menjaminkan produk ke resi gudang untuk mendapatkan kredit dari perbankan.

“Langkah integrasi juga dapat meningkatkan daya saing komoditas Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mencukupi kebutuhan pangan di daerah, dan ujungnya ialah meningkatkan ke­sejahteraan petani serta produsen,” tambah Enggartiasto dalam peluncuran integrasi SRG dan PLK di Cianjur, Jawa Barat, kemarin.

Dia menambahkan pemerintah telah menetapkan gudang-gudang SRG yang berlokasi di Indramayu, Subang, Cianjur, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Majalengka, dan Bogor sebagai proyek percontohan integrasi SRG dan PLK.

Logistik
Pada kesempatan serupa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan integrasi SRG dan PLK dapat memperlancar distribusi pangan dan menekan inflasi.

Dia menambahkan PT Pos Indonesia (persero) telah ditunjuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menjadi pengelola gudang SRG dan penyelenggara PLK online.

Perusahaan pelat merah itu bekerja sama dengan PT ­Kliring Berjangka Indonesia (persero) sebagai lembaga kliring dan penjaminan.

Sekretaris Perusahaan Pos Indonesia Amrizal mengatakan PT Pos telah memiliki tiga gudang mumpuni yang terletak di Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjarnegara untuk mendukung sistem tersebut.

“Setelah komoditas mereka disimpan di gudang PT Pos, dalam waktu satu hari resi gudang bisa diberikan kepada petani,” ujar Amrizal pada kesempatan yang sama.

Nantinya, resi gudang yang diberikan itu bisa digunakan para petani sebagai jaminan untuk melakukan pinjaman ke perbankan. Selain itu, lanjut Amrizal, fungsi gudang tersebut juga untuk menjadi sarana tunda jual saat panen raya.

“Kalau panen raya, produksi kan melimpah, harga bisa jadi turun karena persediaan berlebih. Dengan adanya SRG, mereka bisa memilih untuk tidak menjualnya terlebih dulu hingga harga kembali normal,” terangnya.

Amrizal menyebutkan petani dapat menyimpan berapa pun total hasil produksi mereka hanya dengan biaya penyimpanan Rp75 per kg per enam bulan. Dia juga menegaskan langkah PT Pos ke ranah SRG tidak akan menggangu kinerja utama mereka sebagai perusahaan logistik.

“Karena sejatinya dalam hal ini kami juga melakukan kegiatan logistik. Karena nanti barang yang dibeli melalui daring, oleh PT Pos akan disistribusikan dari gudang ke para pembeli yang telah membayar,” tandas Amrizal. (DD/E-4)

andhika@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya