Pacu Konsumsi Aspal Karet Alam

05/12/2016 08:09
Pacu Konsumsi Aspal Karet Alam
(ANTARA /Yusuf Nugroho)

Pesatnya pembangunan infrastuktur berupa jaringan jalan bisa menjadi solusi untuk meningkatkan konsumsi domsetik karet alam. Pasalnya alih-alih berkutat menggunakan beton lempengan dalam pembangunan jalan, Indonesia punya potensi besar untuk kembali menggunakan aspal yang dicampur karet alam.

”Indonesia mulai menerapkan kesepakatan tiga negara International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk meningkatkan konsumsi domestik karet alam melalui uji coba pemanfaatan karet alam untuk campuran aspal pada 2015 khususnya dalam pembangunan infrastruktur domestik yang dibiayai APBN,” ujar Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Nurlaila Nur Muhammad dalam keterangan resmi di Jakarta, kemarin.

Uji coba campuran aspal karet alam dilakukan sepanjang 200 meter di Jalan Raya Sukabumi (ruas Ciawi-Benda Km 12), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 1 Desember 2016 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU-Pera. Dengan lebar 3,5 meter dan ketebalan 4 sentimeter (cm), uji coba akan dilakukan pada skala penuh sepanjang 4,2 km.

Campuran aspal yang digunakan merupakan jenis karet alam cair (lateks) sebanyak 7% dan aspal yang digunakan untuk uji coba skala penuh seberat 200 ton. Diperkirakan karet alam yang terserap sebanyak 840 kg. Hasil uji coba menunjukkan pencampuran karet alam ke dalam aspal bakal membuat jalan lebih tahan cuaca dan beban. Kinerja uji coba itu akan dimonitor paling sedikit dalam dua musim dan dievaluasi selama dua tahun.

“Kita optimistis bila penggunaan karet alam domestik pada produk berbasis karet alam meningkat, permintaan akan karet alam juga ikut meningkat sehingga produksi yang 85% berasal dari petani mampu diserap dan menikmati harga yang baik,” jelas Nurlaila.

Selain itu, Kementerian PU-Pera juga dinilainya akan melaksanakan uji coba penerapan aspal karet dari crumb rubber skala terbatas sepanjang 100 m dan skala lapangan.

“Produksi karet alam Indonesia pada 2016 diperkirakan sekitar 3,1 juta ton. Oleh karena itu, industrialisasi perlu terus dikembangkan agar campuran aspal karet alam dapat diproduksi dalam skala besar,” Nurlaila menandaskan. (Jes/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya