Terbuai BBM Subsidi Nihilkan Potensi EBT

MI
01/12/2016 08:26
Terbuai BBM Subsidi Nihilkan Potensi EBT
(MI/Galih Pradipta)

POTENSI energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air yang setara daya listrik 810 gigawatt (Gw) (810 ribu Mw) masih belum tergarap maksimal. Akibat ketergantungan terhadap subsidi energi fosil (migas), baru 8,78 Gw atau 8.780 Mw (1%) dari potensi tersebut yang sudah dimanfaatkan untuk membantu pasokan listrik nasional.

"Sekitar 29 Gw yang berasal dari panas bumi, 75 Gw dari air. Ada juga angin, surya, samudra, total ada sekitar 810 Gw, dan yang digunakan baru sekitar 1%," papar Direktur Aneka Energi Terbarukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Maritje Hutapea dalam diskusi Towards Energy Sector Transformation, yang digelar Universitas Pertamina di Jakarta, kemarin.

Saat ini porsi EBT dalam bauran energi nasional baru 6%, sangat minim bila dibandingkan dengan 94% pemakaian migas dan batu bara. "Minimnya penggunaan EBT disebabkan kebijakan subsidi BBM di masa lalu. Itu membuat harga EBT mahal karena tidak disubsidi dan terabaikan," tuturnya.

Dengan cadangan minyak bumi tinggal 3,6 miliar barel yang diperkirakan habis dalam 15 tahun, pengembangan EBT mutlak dilakukan. "Kami berharap EBT bisa mencapai 23% dalam bauran energi nasional di 2025," ucapnya.

Maritje juga memaparkan Indonesia kaya bahan baku nuklir. Selain memiliki cadangan 70 ribu ton uranium, Indonesia memiliki 280 ribu ton thorium, 'nuklir hijau' ramah lingkungan. "Untuk thorium, kita lagi membahas teknologinya. Butuh dana besar untuk pendataan potensi butuh Rp3 miliar per tahun, penelitian US$299 juta atau Rp3,9 triliun," paparnya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pertamina Dermawan Wibisono menambahkan pengembangan EBT butuh kepastian regulasi dan harga serta rencana induk nasional. "Itu untuk memetakan EBT apa saja yang dimiliki, cukup atau tidak ketersediaannya," tandas Dermawan. (Arv/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya