Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini 5,0%

Gabriela Jessica Restiana Sihite
26/11/2016 20:38
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini 5,0%
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

DANA Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar 5,1% pada 2017, yang sebagian besar didorong meningkatnya konsumsi serta investasi swasta. Sementara pada akhir tahun ini, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,0%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun memprediksi hal serupa. Menurut dia, Indonesia masih bisa mencapai pertumbuhan 5,0% dan akan berlanjut pada tahun depan.

"Melihat pertumbuhan kuartal III 5,04%, pertumbuhan di akhir tahun masih bisa sampai 5,0%. Tahun depan pun kita perkirakan masih sekitar 5%, makanya di APBN 2017 kita targetkan 5,1%," ucap Sri Mulyani dalam media briefing di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/11).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan diutamakan didorong dari sisi domestik. Pasalnya, kondisi ekonomi global masih belum bisa menjanjikan, malah bisa memberi dampak negatif ke Indonesia.

Dia berharap investasi dan konsumsi domestik akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita harap tahun depan peranan dari investasi menjadi relatif membaik. Karena kita harapkan bukan hanya dari pemerintah, terutama dari perbankan dan capital market," tukasnya.

Dia pun memperkirakan konsumsi domestik masih akan terjaga di 5% hingga akhir tahun ini. Target tersebut dibuat dengan melihat terjaganya inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.

Namun, Sri Mulyani menilai kinerja ekspor dan impor Indonesia masih akan mengalami tantangan. Meski harga komoditas dilihatnya sudah mencapai titik terendah dan menunjukkan kenaikan sedikit demi sedikit.

"Komoditas memang tergantung konsumsi. Saya rasa memang sudah mencapai terendahnya dan mungkin tahun-tahun depan ini akan tetap lalu naik secara gradual. Tapi akhir tahun ini, ekspor dan impor diperkirakan masih akan negatif," tukasnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan harga berbagai komoditas utama Indonesia sudah mulai terdongkrak naik. Hal tersebut yang dinilainya bisa meningkatkan nilai ekspor Indonesia tahun depan.

Dia menyebut harga komoditas gula, minyak sawit, dan kapas menunjukkan kenaikan sepanjang tahun ini. Dari awal Januari hingga 25 November 2016, harga komoditas gula naik 33,6%, minyak sawit naik 30,2%, dan kapas naik 10,5%.

Begitu pula, harga nikel tercatat naik 27,5%, perak naik 19,2%, tembaga naik 16,8%, emas naik 13,5%, dan batu bara naik 84,4%. Harga minyak mentah (brent) juga naik 26,5% dan minyak WTI naik 22,6% hingga 25 November 2016 dari awal tahun ini.

"Kita bayangkan ekspor mungkin akan membaik, tapi tidak akan membaik secara spektakuler. Tapi ekspor tetap belum bisa menjadi sumber pertumbuhan ke depan," imbuh Suahasil. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya