Indonesia-Iran Perkuat Kerja Sama

Tesa Oktiana Surbakti
26/11/2016 10:21
Indonesia-Iran Perkuat Kerja Sama
()

INDONESIA dan Iran kembali mempererat kerja sama di berbagai sektor, termasuk perdagangan. Indonesia memandang Iran sebagai pasar potensial seiring dengan lesunya ekspor ke negara-negara yang menjadi pasar tradisional.

Hal itu diwujudkan melalui Sidang Komisi Bersama Ekonomi (SKB) Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan antara Indonesia dan Iran di Jakarta, kemarin. Pertemuan itu menindaklanjuti kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Dalam gelaran ke-12 SKB ini, Menko Perekonomian Darmin Nasution didaulat sebagai pimpinan delegasi Indonesia. Sementara itu, delegasi Iran dipimpin Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Mahmoud Vaezi. Perundingan bilateral di­bagi dalam empat komite, yakni keuangan dan perbankan, perdagangan, industri dan investasi, serta energi dan infrastruktur.

“Sebelumnya, kerja sama Indonesia dan Iran cukup besar ya, tapi kemudian perdagangan sempat menurun begitu Iran terkena sanksi. Kita harapkan penandatangan serta kunjungan Presiden Iran pada pertengahan Desember nanti bisa memulihkan perdagangan kita, apalagi Iran bisa menjadi negara tujuan ekspor yang potensial,” tutur Darmin di Jakarta, kemarin.

Neraca perdagangan Indonesia-Iran mengalami tren penurunan sejak 2011 lalu. Pada 2015, nilai total perdagangan bilateral kedua negara sebesar US$273,1 juta atau turun 38,51% dari 2011 yang mencapai US$1,8 miliar. Per Agustus 2016, nilai perdagangan bilateral hanya berkisar US$150 juta, lebih rendah daripada capaian periode sama tahun lalu sebesar US$195 juta.

Dalam jangka pendek, sambung Darmin, Indonesia bisa menggencarkan beberapa komoditas unggulan untuk menjajaki pasar Iran, seperti minyak sawit (CPO), tekstil dan produk tekstil, serta aneka produk industri. Iran, kata Darmin, merupakan mitra stra­tegis bagi Indonesia. Hubungan keduanya kian erat pascapertemuan bilateral di KTT KAA 2015 dan KTT Luar Biasa OKI 2016.

Investasi kilang
Terkait dengan investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kumulatif Iran di Indonesia pada periode 2011-2014 ialah US$6,3 juta dengan total 16 proyek. Jika ditilik dari minimnya geliat investasi, Iran menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor energi dengan membangun dua kilang pengolahan (refinery). Pemerintah telah menawarkan peluang kepada Iran untuk mengikuti tender Kilang Grass Root Refinery (GRR) Bontang yang dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

“Kita undang Iran masuk ke Kilang Bontang, tapi ternyata di kilang swasta mereka niat masuk. Jadi, mereka ingin bangun dua kilang, termasuk kilang swasta. Kapasitas antara 100-300 ribu barel per hari (bph), crude-nya dari mereka,” jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja.

Bila Iran resmi membangun kilang di Indonesia, jalinan kerja sama kian diperpanjang melalui kontrak jangka panjang untuk menyuplai pasokan minyak mentah (crude). Seperti diketahui, PT Pertamina (persero) dan National Iranian Oil Company (NIOC) telah bekerja sama dalam suplai LPG sebesar 88 ribu ton tahun ini. (E-2)

tesa@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya