Bank Indonesia Tetap Berpegang pada Forecast Ekonomi Tahun Depan

Dero Iqbal Mahendra
25/11/2016 11:23
Bank Indonesia Tetap Berpegang pada Forecast Ekonomi Tahun Depan
(MI/Panca Syurkani)

DEPUTI Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan keyakinannya bahwa prediksi perekonomian Bank Indonesia untuk tahun depan masih relevan dan tidak akan dilakukan perubahan. Hal itu karena situasi saat ini hanya berlangsung sementara dan bukan dalam jangka panjang.

"Kita harus mencermati apa yang terjadi di pasar yang memang wajar jika berfluktuasi untuk saat ini. Namun, karena sifatnya saat ini lebih temporer, maka semua forecast tidak akan diubah untuk ke depannya," terang Mirza saat ditemui di Surabaya, Kamis (24/11) malam.

Dirinya mengungkapkan saat ini kondisi pasar memang masih volatile namun hanya temporer. sebab, pasar masih menunggu arah kebijakan dari kabinet Amerika Serikat ke depan.

Pasar masih ingin melihat apakah Presiden terpilih AS Donald Trump akan melaksanakan apa yang disampaikan pada kampanyenya lalu dengan mendorong pembangunan yang membuat utang pemerintah meningkat untuk menggenjot ekonominya.

Menurut Mirza, jika memang hal tersebut terjadi maka rate bunga surat hutang Amerika harus naik dan jika AS mendorong ekonominya terlalu kencang, hal itu akan membuat peningkatan inflasinya lebih cepat.

Hal itulah yang menurut Mirza membuat rate surat utang AS meningkat dengan disusul penguatan dolar yang melemahkan mayoritas mata uang di dunia seperti Euro dan juga Yen.

Asia juga tidak terlepas dari dampak tersebut saat ini, sehingga untuk mengatasinya, Mirza meyakinkan bahwa saat ini Bank Indonesia sudah berada di tiga pasar sebagai langkah-langkah stabilisasi jilai rupiah.

"Kami ada di pasar valas. Kita juga lakukan lelang beli SBN dan lelang untuk menambah likuiditas di pasar swap. Jadi hadir di tiga pasar dalam rangka stabilisasi," ujar Mirza.

Meski begitu, dirinya optimistis bahwa masyarakat tidak perlu khawatir sebab ini hanya akan bersifat temporer hingga adanya kejelasan kabinet Trump dan juga arah pidato kenegaraannya nanti.

Dirinya melihat kondisi ini pada Januari diperkirakan sudah tidak akan terjadi lagi nanti.

Mirza meyakini pemulihan ekonomi yang terjadi di 2016 akan berlanjut di 2017 usai adanya kepastian dari arah kebijakan ekonomi AS. Pertumbuhan kredit yang tahun ini hanya 6%-7% diyakini tahun depan akan membaik hingga 10%-12%.

Mirza melihat NPL seharusnya mulai peeking sehingga di awal tahun depan kondisinya akan membaik sehingga perusahaan akan dapat melanjutkan ekspansinya.

Bank Indonesia sendiri masih meyakini laju pertumbuhan pada 2017 nanti berada pada 5,0% - 5,4% sedangkan untuk tahun ini Bank Indonesia masih memperkirakan ekonomi dapat tumbuh moderat di tingkatan 5,0%. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya