Perbanas Minta Penyeru Rush Money Ditangkap

Fathia Nurul Haq
19/11/2016 19:01
Perbanas Minta Penyeru Rush Money Ditangkap
(MI/ARYA MANGGALA)

SERUAN viral melalui media sosial kepada masyarakat untuk menarik uang dari bank dinilai Ekonom Perbanas Sigit Pramono sebagai seruan tidak berdasar.

"Saya yakin masyarakat kita cerdas untuk tidak mempercayai ajakan seperti itu," ujarnya kepada Media Indonesia melalui pesan singkat, Sabtu (19/11).

Rush money yang beredar menyerukan kepada masyarakat untuk menarik uangnya di bank secara serentak pada 25 November nanti sebagai bentuk protes kepada pemerintah.

Langkah politik yang dibahasakan melalui kegiatan ekonomi itu dinilai beberapa pihak tidak tepat lantaran logika berpikir yang keliru.

"Kalau uang ditarik dari bank lalu mau disimpan di mana? Di rumah? Kan rawan dan berisiko," sambung Sigit.

Umumnya, aksi penarikan uang dari bank dilakukan jika terjadi ketidakpastian tertentu, baik ketidakpastian yang berasal dari internal bank maupun faktor eksternal.

Persoalannya, saat ini, fundamental perekonomian nasional masih dalam tahap yang aman. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo dalam kesempatan terpisah.

"Likuiditas kita terjaga, posisi dana perbankan di bank sentral (saat ini) masih di angka Rp320 triliun," ujar Agus.

Menurut Agus likuiditas yang terjaga itu masih akan mendapat asupan arus masuk dari repatriasi tax amnesty, memperkecil alasan masyarakat untuk takut menyimpan uangnya di bank.

Di tengah baiknya fundamental perekonomian tersebut, Sigit menuturkan seruan untuk menarik uang di bank adalah seruan ngawur yang provokatif.

"Mestinya ditangkap orang yang menganjurkan penarikan uang dari bank," pungkas Sigit tegas. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya