Kinerja Pertamina Sejajar dengan Perusahaan Migas Global

MI
15/11/2016 09:53
Kinerja Pertamina Sejajar dengan Perusahaan Migas Global
(ANTARA/Zabur Karuru)

CAPAIAN PT Pertamina (persero) yang membukukan laba bersih sepanjang Januari-September 2016 sebesar US$2,83 miliar membuat BUMN energi itu sejajar dengan perusahaan migas papan atas global.

Laba bersih yang naik 209% jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2015 tersebut bahkan jauh di atas raihan Chevron yang justru merugi US$912 juta dan Total SA yang juga rugi US$382 juta.

"Kinerja positif Pertamina memberikan pembelajaran yang baik, khususnya bagi BUMN lain. Jika dikelola dengan baik bisa memberikan nilai tambah yang besar bagi negera. BUMN lain bisa belajar dari Pertamina," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, dalam siaran pers di Jakarta, kemarin (Senin, 13/11).

Laba bersih Pertamina itu memang di bawah Exxon Mobil yang membukukan US$61,5 miliar dan Royal Dutch Shell yang mencatatkan US$3,03 miliar.

Namun, dengan sinergi dan upaya lainnya yang bertujuan menjadikan perusahaan kuat, Pertamina akan memiliki kemampuan melebarkan kekuatan finansial. "Dengan begitu, Pertamina bisa membiayai eksplorasi yang mahal termasuk di luar negeri," ungkapnya.

Kinerja cemerlang diperlihatkan sektor hulu yang memangkas biaya, tapi mampu meningkatkan produksi 12,3% mencapai 646 ribu barel setara minyak per hari (boepd), terdiri atas 309 ribu barel per hari (bph) minyak dan 1.953 jutakaki kubik per hari (mmscfd). Sementara itu, pencapaian produksi listrik panas bumi mencapai 2.233 gigawatt hour (GwH).

Efisiensi biaya operasi hulu sebesar US$834 juta yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016 mencerminkan strategi fokus pada lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar. "Ini kemudian terjadi efisiensi pada seluruh value chain bisnis perusahaan," ujarnya.

Pun halnya efisiensi dalam kilang dan pengadaan minyak dengan membeli langsung tanpa melalui pihak ketiga. "Itu diiringi pula dengan inovasi pemasaran produk dan layanan unggulan," tandasnya.

Pakar ekonomi energi dari Universitas Indonesia, Berly Martawardaya, menambahkan kinerja finansial yang moncer itu disebabkan perusahaan memiliki unit usaha hilir dan distribusi yang lebih stabil.

"Agar kinerja terus positif, Pertamina harus mempertahankan cost efficiency, business development, dan melanjutkan inovasi," katanya. (Ant/RO/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya