Desember, The Fed Diprediksi Naik

Anastasia Arvirianty
12/11/2016 20:52
Desember, The Fed Diprediksi Naik
(AFP PHOTO / KAZUHIRO NOGI)

KONDISI ekonomi dan ketenagakerjaan di Amerika Serikat yang pada kuartal III kemarin tercatat berangsur membaik, membuat suku bunga acuan The Fed diprediksi akan ada kenaikan sekali lagi pada Desember.

Hal tersebut disampaikan Anggota Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti kepada Media Indonesia saat dijumpai dalam acara Sarasehan Mas TRIP, di Jakarta, Sabtu (12/11).

Lebih lanjut, Destry mengatakan, pasar global saat ini sedang dalam masa penantian. Namun, ia menilai, semestinya perilaku Donald Trump sebagai Presiden akan berbeda dibanding ketika ia menjadi pengusaha.

Terpilihnya Trump menjadi presiden Amerika Serikat kembali menimbulkan ketidakpastian global. Menurut Destry, saat ini, pasar dinilai sedang wait and see terhadap langkah atau kebijakan yang akan diambil Trump pascadirinya dilantik.

"Ia akan mengurus ratusan juta penduduk AS, jadi mestinya tidak akan ambil kebijakan yang kontroversial dan merugikan," ujar Destry

Meski begitu, berdasarkan kampanye kemarin, menurur Destry, kebijakan Trump cukup untuk memberikan stimulus-stimulus untuk perbaikan ekonomi.

Semisal kebijakan untuk mengurangi pajak korporasi dan pajak untuk masyarakat bawah dan meningkatkan pengeluaran untuk kesehatan masyarakat.

Sehingga, menurut Destry, jika dilihat memang sepertinya tidak ada kebijakan Trump yang akan membuat kontraksi ekonomi.

"Mungkin kalau untuk kebijakan proteksinya yang membuat khawatir, tapi kebanyakan negara-negara maju memang sedang melakukan proteksi sebab ekonomi mereka sedang berat, jadi ibaratnya mengamankan kondisi diri sendiri dulu," terangnya.

Namun, ia berpendapat bahwa kondisi ini hanya bersifat sementara. Sebab, pasar memang sudah mengantisipasi adanya kenaikan suku bunga The Fed, tetapi tidak mengantisipasi terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

"Sehingga itu yang membuat pasar sedikit bergejolak kemarin. Tapi saya rasa saat ini pasar sedang mulai beradaptasi," pungkasnya.

Berbeda dengan Destry, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro lebih menyoroti terpilihnya Trump dan impaknya untuk kondisi keamanan dunia.

Pasalnya, berdasarkan sejarah dan rekam jejak, Partai Republik, yang mengusung Trump, merupakan partai yang suka menjadikan jual-beli senjata sebagai bisnis, sehingga cenderung memicu peperangan.

"Jadi, jangan sampai terpilihnya Trump ini malah menimbulkan perang dan mengancam keamanan berbagai negara," tandas Bambang saat dijumpai pada kesempatan yang sama. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya