Jokowi Sebut Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan Daya Saing Bangsa

Rudy Polycarpus
10/11/2016 09:42
Jokowi Sebut Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan Daya Saing Bangsa
(Presiden Joko Widodo membuka secara simbolis Indonesia Infrastructure Week 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (9/11). -- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

SEKTOR infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu tingkat daya saing nasional. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam acara Peresmian Pembukaan Indonesia Infrastructure Week 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/11).

"Problem besar kita dalam daya saing adalah urusan dengan korupsi, kedua inefisiensi birokrasi, dan ketiga berkaitan dengan infrastruktur. Infrastruktur ini terus kita kejar. Saya sudah sampaikan Menteri PU saya nggak mau bekerja satu shift, tapi maunya tiga shift karena sudah tertinggal jauh," kata Presiden.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Presiden Jokowi mengatakan akan membuka peluang seluas-luasnya bagi sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

Presiden mengakui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa mencukupi kebutuhan biaya infrastruktur selama lima tahun yang mencapai Rp5.000 triliun

"Saya sudah tugaskan Bappenas untuk pembiayaan infrastruktur dari non-APBN. Mendorong peran swasta pertama, mendorong dana pensiun dan dana yang lain sehingga semuanya tidak tergantung pada yang namanya APBN," ujarnya.

Di depan sekitar ratusan investor yang hadir dalam acara tersebut, presiden menawarkan tiga skema berinvestasi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Yang pertama adalah skema sekuritisasi, yaitu menjual aset kepada swasta untuk mendapatkan suntikan modal kembali untuk membangun infrastruktur yang lain.

"Saya sudah sampaikan ke Jasamarga, Wijaya Karya, dan Waskita Karya yang memiliki jalan tol, tugasmu adalah membangun jalan tol sebanyak-banyaknya, bukan memiliki jalan tol sehingga yang sudah ground field mulai dilepas supaya dapat modal lagi untuk membangun di tempat yang lain," ujarnya.

Kemudian skema yang kedua adalah skema konsesi, yaitu pengelolaan aset infrastruktur umum oleh swasta. Presiden telah membuka kesempatan bagi sektor swasta untuk masuk ke pembangunan infrastruktur umum seperti bandar udara dan pelabuhan.

"Silakan yang mau masuk, baik yang berupa pelabuhan berupa airport. Silakan, skema seperti ini yang akan terus kita kembangkan. Beberapa pelabuhan sudah dilepas Kementerian Perhubungan untuk ditawarkan, peluang seperti ini yang terus kita tawarkan karena APBN tidak cukup untuk membangun infrastruktur yang ada di negara kita," imbuh Presiden.

Langkah ketiga, menurut Presiden, adalah pembangunan infrastruktur pendukung. Presiden mengingatkan agar pembangunan tidak hanya terfokus pada infrastruktur dengan skala besar saja, namun juga di skala menengah dan kecil.

"Orang hanya melihat yang besar-besar, padahal menengah dan kecil banyak peluang yang bisa dimasuki. Begitu ada proyek besar pasti ada restoran yang masuk, hotel bintang tiga akan muncul. Hal seperti ini yang tidak dilihat. Ini peluang yang bisa diambil sehingga kecepatan kita dalam membangun infrastruktur bisa kita lakukan," kata Presiden.

Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P. Roeslani. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya