Pertumbuhan Sektor Jasa Perlu Penyeimbang

Dro/Cah/E-2
09/11/2016 08:54
Pertumbuhan Sektor Jasa Perlu Penyeimbang
()

PEMERINTAH menilai penggerak pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 yang disumbangkan sektor jasa perlu diimbangi dari sektor riil lainnya seperti konstruksi, manufaktur, pertanian, dan perikanan.

Berdasarkan data BPS soal pertumbuhan kuartal III, sektor jasa keuangan mencatatkan pertumbuhan 6,95%, sektor informasi dan komunikasi 9,2%, dan sektor transportasi perdagangan 8,2%.

“Selama dia (penyumbang pertumbuhan) ialah sektor formal, keuangan, teknologi informasi, perdagangan kemudian komunikasi, itu ialah sektor jasa yang modern dan formal, itu tidak masalah,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin.

Namun, ia mewaspadai pola dan kondisi perekonomian Indonesia tersebut. Ia menjelaskan, meski pola pertumbuhan sektor jasa sangat cepat dan tinggi, penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut tidak besar. Sebaliknya, Indonesia memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar sehingga sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja perlu perhatian lebih.

“Kita juga harus menjaga masyarakat mayoritas yang mencari kerja itu agar bisa mendapat lapangan kerja jasa yang formal, jasa yang punya nilai tambah tinggi, jangan sampai masuk jasa informal,” terang Sri.

Pemerintah hingga saat ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorong sektor tersebut, misalnya dengan mempercepat perizinan, mempermudah ease of doing business (EoDB) dan membangun infrastruktur hingga membangun sektor perumahan. Dengan begitu, sektor-sektor tersebut bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Di tempat terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan pertumbuhan ekonomi 2016 bisa membaik. Harapan itu bisa terwujud melalui perbaikan pertumbuhan pada triwulan IV.

“Ya mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5%-5,1% lah keseluruhan tahun ini,” terang Bambang di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. (Dro/Cah/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya