BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan SDM

09/11/2016 08:42
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan SDM
()

BADAN Penyelenggara Jamin­an Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan terus berupaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sistem pendidikan dengan model universitas korporasi (corporate university) menjadi sarana mewujudkan penyelenggara jaminan sosial yang amanah, bertata kelola baik serta unggul dalam operasional dan pelayanan.

Sejalan dengan itu, pada 2016 ini BPJS Ketenagakerjaan menjadi tuan rumah pertemuan Asian Corporate University Summit kelima yang fokus pada penguatan kemampuan pembelajaran organisasi di era teknologi digital.

“Ini untuk menjawab tun­tutan kemajuan teknologi digi­tal yang memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia agar dapat menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan antarperusahaan khususnya BUMN,” ujar Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz seusai pembukaan acara tersebut di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, ajang itu ju­ga menjadi sarana berbagi di antara universitas korporasi se-Asia. “Corporate university ini untuk bisa menularkan apa yang sudah dilakukan corporate university di dalam dan luar negeri. Kami juga menghadirkan corporate university dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk materi antikorupsi,” kata Naufal.

Kegiatan Corporate Univer­sity Summit ini dibuka Direk­tur Utama BPJS Ketenagaker­jaan Agus Susanto dan diha­diri Menteri Ketenagaker­jaan Hanif Dhakiri dan Deputi Menteri BUMN Bidang Usah­a Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampumo. Kegiatan itu dihadiri 252 peserta yang merupakan perwakilan per­usahaan dari Indonesia, Malaysia. Brunei Darussalam, Korea, Tiongkok, India, dan Afrika Selatan.

“Kami berharap kegiatan ini memberi hasil positif bagi kemajuan corporate university, khususnya Institut BPJS Ketenagakerjaan, agar SDM yang dihasilkan sesuai ekspektasi,” jelas Agus.

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan investasi SDM menjadi hal yang sangat penting karena memengaruh­i kinerja bisnis perusahaan di masa depan.

“Perusahaan harus memberika­n perhatian lebih serius kepada human capital, tidak cukup mengandalkan modal teknologi atau tenaga kerja biasa-biasa saja,” jelas Hanif. (Adi/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya