Eskalasi Suhu Politik Berisiko Surutkan Repatriasi

MI
07/11/2016 09:42
Eskalasi Suhu Politik Berisiko Surutkan Repatriasi
()

SEUSAI aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11) silam, tensi di masyarakat cenderung menghangat dan diprediksi akan terus berlanjut menjelang pilkada. Untuk itu, pemerintah diminta segera memitigasi risiko yang mungkin muncul guna mengantisipasi menyurutnya animo dari para pemilik modal yang ingin memulangkan dana (repatriasi) ke dalam negeri.

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo memandang situasi politik yang kondusif sangat berpengaruh terhadap kelancaran masuknya dana ke Indonesia, termasuk dari wajib pajak yang ingin merepatriasi aset mereka lewat program amnesti pajak. Bila tidak kondusif, dikhawatirkan repatriasi akan terhambat.

Dirinya mengungkapkan, berdasarkan penelitian lembaga internasional Miga selama 6 tahun, bagi negara berkembang, khususnya Indonesia, faktor stabilitas politik ialah hal yang krusial untuk menarik investasi.

"Aksi kemarin berlangsung damai itu perlu diapresiasi. Namun, jika itu pada akhirnya memunculkan ketidakpastian baru yang tidak bisa diprediksi, apalagi ini terkait dengan tensi politik yang cukup tinggi, tentu akan berpengaruh," terang Yustinus saat dihubungi, kemarin.

Para pemodal yang ingin melakukan repatriasi sangat mengharapkan keamanan dari dana yang dibawa pulang. Yustinus melihat, hingga Februari nanti, selama masa pilkada memang akan ada eskalasi dari gesekan politik dan berpotensi adanya tensi tinggi dalam perpolitikan. Untuk itu dirinya berharap adanya kedewasaan berpolitik dari semua pihak guna mendukung perkembangan ekonomi ke depannya.

Pengamat ekonomi Ina Primiana mengamini faktor politik bisa memunculkan dampak di luar prediksi terhadap perekonomian. Jika terlalu banyak hal yang sukar diprediksi, kepercayaan pemilik modal terhadap Indonesia bisa turun.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir pekan pertama November yang berakhir Jumat kemarin ditutup menguat di level 5.362,66. IHSG tercatat melandai 0,88% ke level 5.362,66 poin dari penutupan di pekan sebelumnya di posisi 5.410,27 poin.

Kapitalisasi pasar BEI terkoreksi menjadi Rp5.801,86 triliun jika dibandingkan Rp5.853,18 triliun pada akhir pekan sebelumnya.

Terkait kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan memantik aksi demonstrasi pekan lalu, analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo berharap kepastian hukum bisa ditetapkan kurang dari 2 minggu agar pengaruhnya tidak terlalu besar pada IHSG dan kurs rupiah. (Dro/Arv/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya