UMKM Butuh Pengusaha Besar

DW
19/10/2016 09:44
UMKM Butuh Pengusaha Besar
(Warga membuat kerajinan berbahan baku 'clay' tepung di sentra industri rumahan Keranji, Palembang, Sumatra Selatan. -- ANTARA FOTO/Yahanam Sulam)

DINAS Perindustrian dan Prdagangan Provinsi Sumatra Selatan meminta agar ada keterlibatan pengusaha besar dalam pembinaan pelaku UMKM untuk kapasitas ekspor.

Kepala Disperindag Provinsi Sumsel, Permana mengatakan kedatangan empat atase perdagangan ke Sumsel dalam rangka untuk melihat Sumsel. "Potensi apa yang bisa dikerjasamakan dari trade expo kemarin," jelas dia.

Dalam pertemuan misi dagang atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) berlangsung di Grand Zuri Hotel Palembang dihadiri ITPC Kairo Purman Rahman, ITPC Santiago Priadi A Sugiono, ITPC Osaka Hotmida Purba dan ITPC Humberg Bambang Jaka. Diharapkan melalui pertemuan ini industri unggulan di Sumsel bisa menjalin kerjasama dengan keempat negara tersebut.

"Ada gak komoditi atau peluang lainnya yang punya nilai jual otomatis akan meningkatkan ekspor," ucapnya.

Masalah untuk ekspor selama ini, masih berkutat di kemasan atau packaging. Menurut Permana, untuk usaha mikro, kecil dan menengah, para pengusahanya akan menilai packaging yang sesuai kebutuhan mahal biayanya.

Berbeda jika terjadi pada pengusaha besar, maka packaging yang sesuai keuinginan pasa ekpor, tak akan menjadi masalah. "Pelaku usaha besar bisa mengikutinya (kemasan standar ekspor) beda dengan usaha kecil," tukasnya.

Keuntungan kemasan yang menarik dan standar pasar dunia, saat ini dinikmati oleh pelaku usaha di Korea Selatan, Thailand dan Cina, dengan mudah masuk ke passr Eropa.

"Karena kemasannya menarik, dengan plastik dan aluminium foikl, yang bagi pengusaha kita masih mahal," kata dia.

Ia menambahkan, UMKM di Sumsel daya saingnya rendah utamanya dalam hal packaging, baik itu kuliner dan produk lainnya. Kelemahan ini, akui dia, berdampak kepada peluang ekspor, contohnya Thailand dan Jepang, produknya mudah masuk ke pasar Eropa.

Bandingkan untuk produk dari UMKM Sumsel, ketika akan masuk ke pasar Eropa, akan banyak kriteria yang diwajibkan. Diharapkan, ada fungsi pembeda mana produk untuk kepentingan ekpsor dan untuk konsumsi domestik.

Solusinya, harap Permana, ada sinergitas, pengusaha kecil menggandeng pengusaha besar, bisa juga pengusaha UMKM menggunakan manfaat dana CSR dari swasta atau BUMN, lalu kita ada badan promosi Indonesia yang bisa dimanfaatkan.

"Seharusnya seperti Cina, pengusaha besaar disana menggandeng pelaku UMKM-nya. Sebagai catatan mungkij diplomasi dagang kita yang kurang kuat juga menjadi sebagai bargaining position-nya lemah," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya