BPS: Upah Buruh Naik, Nilai Riil Justru Turun

Fathia Nurul Haq
17/10/2016 22:13
BPS: Upah Buruh Naik, Nilai Riil Justru Turun
(ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis upah buruh di Indonesia mengalami peningkatan masing-masing 0,24% month to month (mtm)/secara bulanan untuk buruh tani dan 0,16% mtm untuk buruh bangunan.

Meski naik secara nominal, pendapatan buruh terkikis inflasi hingga nilai riilnya susut.

"Upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,08%, sedangkan buruh tukang bangunan 0,06%," ungkap Kepala BPS Suhariyanto saat ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (17/10).

Sebagaimana diberitakan, Januari hingga September 2016, indeks harga konsumen terinflasi 1,97%. Inflasi tahunan tercatat sebesar 3,07%.

Tingkat inflasi ini sejatinya terbilang rendah, yakni berada di batas bawah kisaran yang ditetapkan pemerintah 3-5%.

"(Kenaikan upah buruh) akan dipengaruhi oleh inflasi, kalau gaji kita naik tapi inflasinya, misal, tidak terkendali, inflasi akan menggerus," jelas Suhariyanto.

Dengan kondisi saat ini, nominal upah buruh tani yakni Rp48.235 per hari dan buruh bangunan Rp82.480 per hari masih belum mampu melawan laju inflasi.

Hal serupa juga terjadi pada upah buruh pembantu rumah tangga yang turun 0,08% mtm secara riil meski naik 0,14% mtm senilai Rp362.910 per bulan.

Berbeda dengan buruh tani, buruh bangunan, dan pembantu rumah tangga, upah buruh potong rambut wanita per kepala naik, baik secara nominal maupun riil.

"Buruh potong rambut upahnya di September rata-rata Rp24.843 per kepala. Naik 0,25% secara nominal dan 0,03% secara riil," pungkas Suhariyanto.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya