Young Farmers Academy Solusi Regenerasi Peternak Nasional

Deri Dahuri
13/10/2016 19:57
Young Farmers Academy Solusi Regenerasi Peternak Nasional
(ANTARA)

PETERNAK sapi lokal hanya mampu memenuhi 23% kebutuhan susu nasional. Selebihnya atau 77%, kebutuhan susu nasional dipenuhi susu impor terutama dari Selandia Baru.

Data itu menyiratkan banyak tantangan yang dihadapi peternak sapi perah lokal untuk menyediakan kebutuhan susu nasional. Tantangan yang harus diatasi ialah produktivitas sapi yang rendah, teknik peternakan yang belum maksimal, dan lahan peternakan yang terbatas.

"Berangkat dari komitmen kami mendukung program pemerintah mencapai swasembada susu, kami merancang sebuah program yang dirancang untuk menanggulangi isu kelangkaan sapi perah," kata Andrew F Saputro, Head of Corporate Affair Frisian Flag Indonesia (FFI).

Sebagai wujud kontribusi untuk memberikan solusi terhadap masalah regenerasi peternak sapi perah nasional dan ketersediaan pasokan susu nasional, perusahaan Frisian Flag Indonesia (FFI) memprakarsi program Young Farmers Academy (YFA) pada tahun ini.

Program YFA yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia ini menyasar sekolah menengah kejuruan peternakan dan anak dari keluarga peternak.

"Program juga untuk memenuhi kebutuhan pasokan susu nasional serta menumbuhkan industri peternak sapi perah Indonesia. Program YFA yang dimulai tahun ini juga bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda di bidang peternakan sapi perah," jelas Andrew di Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10).

Dalam peluncuran dan lokakarya program YFA di Bandung, hari ini, 150 peserta dari daerah Lembang dan Pangalengan mendapat sesi pembekalan teknis, manajemen, pemasaran, serta konferensi video bersama peternak Belanda, dan sesi motivasi.

Kepala Divisi Ilmu Produksi dan Teknologi Ternak Perah Institut Pertanian Bogor (IPB) Afton Atabany mengatakan peternak masa depan yang sukses harus memiliki kemampuan lebih dari sekadar pengetahuan dasar teknis peternakan.

"Mereka juga harus mengetahui dan memahami pengetahuan manajemen dan pemasaran hasil ternak mereka," kata Afton.

Menurut Afton, yang tidak kalah penting adalah pembinaan dan pengawasan secara berkala untuk membantu memastikan para calon peternak dalam menjalankan tata kelola dan tata laksana peternakan yang baik dan konsisten.

Di sisi lain, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan Jabar terutama Lembang dan Pangalengan merupakan wilayah dengan potensi sumber alam yang mampu menghasilkan peternakan yang berkualitas.

"Karena itu kami sangat mengharapkan tumbuhnya kesadaran dan keinginan dari generasi muda untuk meneruskan dan mengembangkan usaha peternakan sebagai salah satu upaya regenerasi peternak Indonesia," ujar Dedi.

Sebagian besar di Indonesia saat ini berusia di atas usia 45 tahun. "Sekarang rata rata usia peternak sapi perah usianya 46 tahun. Oleh karena itu perlu regenerasi," tambahnya.

Dairy Development Program Manager FFI Ahmad Sawaldi mengatakan seminar yang digelar di Bandung merupakan awal dari program YFA. Pihak FFI akan memilih 30 dari 150 peserta yang akan mendapat pelatihan, penyuluhan, dan pengawasan intensif selama tiga tahun hingga 2018.

Program YFA merupakan program kolaborasi antara Friesland Campina sebuah perusahaan koperasi Belanda dan FFI serta mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Belanda.

Pihak FFI akan mendatangkan pula peternak muda yang sukses untuk berbagi pengalaman dan ilmu untuk menjadi peternak sukses kepada peserta program YFA.

Kusnedi, 26, salah satu calon peserta program YFA, mengatakan ingin menjadi peternak modern dengan dukungan teknologi. "Kalau dengan cara lama dan konvensional hasilnya jauh dari harapan seperti yang dilakukan orang tua saya. Sekarang sapi milik orang tua saya hanya 13 liter per hari target saya di atas 20 liter per hari," jelasnya.

Direktur Perbibitan dan Produksi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Surachman mengatakan populasi sapi perah pada 2015 sebanyak 525.171 ribu ekor dan rata rata produksi susu 10 liter per ekor per hari. dengan skala pemilikab 3-4 ekor per rumah tangga peternak.

"Lokasi usaha sapi perah sebagian besar atau 95% berada di Pulau Jawa. Oleh karena itu, masih terbuka peluang yang cukup besar untuk mengembangkan sapi perah di luar Jawa," kata Surachman. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya