Jokowi Tegaskan Bahaya Illegal Fishing

Farah Gita
10/10/2016 17:02
Jokowi Tegaskan Bahaya Illegal Fishing
(MTVN/Githa Farahdina)

PRESIDEN Joko Widodo resmi membuka Pertemuan Tingkat Tinggi The 2nd International Symposium on Fisheries Crime di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin (10/10).

Jokowi menyampaikan betapa terhormatnya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah simposium yang sempat sukses digelar di Cape Town, Afrika Selatan pada tahun lalu itu.

"Kejahatan perikanan adalah kejahatan transnasional yang dampaknya mendunia. Dampak negatif tidak hanya industri, tapi lingkungan juga," ujar Jokowi di Gedung Agung, Yogyakarta, Senin (10/10).

Padahal, kata Jokowi, laut merupakan sumber pendapatan 520 juta penduduk dunia. Laut juga menjadi sumber pangan 2,6 miliar orang di dunia.

Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia 90,1%. Illegal fishing juga erat kaitannya dengan penyelundupan barang, penyelundupan narkoba, kerusakan alam, dan lain-lain.

Praktik tersebut, tegas Jokowi, menyebabkan kerugian Indonesia US$20 miliar per tahun. Praktik itu juga mengancam 65% terumbu karang.

Indonesia, sama sekali tidak diam. "Dalam dua tahun terakhir Indonesia melawan penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan," tegas Jokowi.

Ketegasan Indonesia berbuah manis. Menurut Jokowi, tingkat eksploitasi ikan Indonesia turun 30-35%. Memungkinkan stok nasional dari 7,3 juta ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada 2015.

Selain itu, dari Januari hingga Juni 2015 terdapat peningkatan ekspor sebesar 7,34% dari produk perikanan Indonesia bila dibandingkan periode yang sama sebelumnya.

"Namun kita tidak cepat berpuas diri dan ingin terus belajar dari keberhasilan negara-negara lain dalam melawan illegal fishing. Sekaligus kita akan senang hati berbagi pengalaman Indonesia kepada negara-negara lain," ujar Presiden ketujuh Indonesia itu. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya