Masih Ada Barang yang Diimpor Sebelum Izin Diterbitkan

KEMENTERIAN Perdagangan menyatakan masih ada importir yang melakukan importasi barang sebelum izin impor diterbitkan. Kondisi tersebut yang membuat angka waktu tunggu barang di pelabuhan (dwelling time) masih tinggi di berbagai pelabuhan Indonesia.

"Masih sering izin masih diproses, barang sudah jalan. Jadi begitu sampai di pelabuhan, jadi lama (ditimbun)," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Dody Edward usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (10/10).

Sayangnya, Dody enggan menyebut importir barang apa saja yang masih melakukan hal tersebut. Hanya, begitu ditanya apakah salah satunya impor besi dan baja, Dody tidak mengelak.

"Kita sih sedapat mungkin kalau mereka minta izin, kita kasih tahu, izinnya diproses dulu, baru mereka melakukan (impor)," ucapnya.

Padahal, kata Dody, syarat tersebut sudah diamanahkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 48/2015 tentang ketentuan umum di bidang impor. Barang baru boleh diimportisasi setelah izin impor keluar, sehingga tidak membuat barang lama di pelabuhan.

Karena itu, dia menilai akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan agar hal tersebut tidak lagi terus terjadi.

"Kita juga akan menyosialisasikan ke para dunia usaha dari pelayarannya dan importirnya bahwa pengurusan izin (impor) itu harus selesai dulu," tegas Dody.

Hadir dalam rakor tentang dry port tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono.

Sayangnya, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi dan Dirjen Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono enggan berkomentar terkait hasil rapat.

"Tanya ke Pak Menko saja ya," imbuh Heru. (OL-3)