Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PERKEMBANGAN teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memudahkan konektivitas manusia, termasuk di sektor layanan keuangan.
Penggunaan perangkat digital untuk membuka potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu strategi dari keuangan inklusif.
Hal itu disampaikan Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda selaku Penasihat Sekretaris Jenderal PBB dalam Keuangan Inklusif untuk Pembangunan (UNSGSA) kepada media saat dijumpai dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/9).
Lebih lanjut, permaisuri Raja Willem Alexander dari Belanda itu mengatakan teknologi dapat membantu inklusi keuangan untuk berkembang.
Ia mencontohkan seorang petani yang tinggal berkilo-kilo meter jauhnya dari kota terdekat saat ini dapat menggunakan ponsel untuk membeli bibit dan membayar biaya sekolah anaknya tanpa harus menghabiskan waktu untuk perjalanan jauh ke kota untuk berbelanja dengan uang tunai.
Namun, bagaimana pendapat Ratu Maxima terhadap perkembangan teknologi, industri fintech, dan ekonomi di Indonesia?
Berikut kutipan wawancaranya dengan wartawan Media Indonesia, Anastasia Arvirianty.
Bagaimana inklusi keuangan bisa mengambil bagian untuk menjadi booster bagi perekonomian Indonesia?
Saya akan tekankan dahulu sebelumnya.
Mungkin ekonomi melambat, tetapi kualitas masyarakat meningkat.
Angka kemiskinan sudah perlahan berkurang meski Rasio Gini masih cukup ada jarak.
Dengan demikian, untuk meningkatkan ekonomi negara, caranya ialah dengan membawa dan melibatkan masyarakat untuk masuk ke sistem ekonomi.
Pemerintah bisa memakai para korporasi untuk mengembangkan industri fintech agar memperluas keuangan inklusi sehingga ketika mayoritas masyarakat masuk ke sistem, perekonomian pun perlahan akan bangkit kembali dengan mudah.
Pemerintah Indonesia memiliki banyak program untuk meningkatkan inklusi keuangan di negara ini. Apa tantangan terbesar bagi terimplementasinya, dan apa saran Anda supaya program ini mampu meningkatkan perekonomian nasional?
Tantangannya ada banyak.
Dengan angka penetrasi keuangan inklusi yang ditargetkan pemerintah Indonesia sebesar 75% sampai 2019 mendatang, itu tentu merupakan target ambisius dan banyak hal yang perlu diperhatikan sebagai tantangan.
Pertama, dilihat dari kondisi geografis Indonesia.
Saya tahu, ada 75 ribu pulau tersebar di Indonesia, dan pulau-pulau terpencil yang sulit dijangkau dan butuh biaya mahal untuk menjangkaunya. Itu merupakan tantangan.
Selain itu, keberagaman karakteristik populasi di Indonesia.
Itu juga menjadi tantangan, sebab keuangan inklusi haruslah fokus terhadap nasabah (costumer centric), tetapi karakteristik penduduk Jakarta pasti berbeda dengan penduduk Papua, jenis kebutuhannya pun berbeda.
Dengan demikian, satu ukuran belum tentu pas untuk ukuran lainnya.
Tantangan lainnya ialah konektivitas.
Kami tahu, ada 92% orang terkoneksi, melalui internet dan ponsel, tetapi 23% di antara mereka memiliki jaringan yang buruk.
Dengan demikian diperlukan pengetahuan akan seperti apa itu koneksi yang baik untuk membentuk infrastruktur telekomunikasi yang baik pula, yang mana saat ini Indonesia juga masih kurang akan itu.
Namun, kami yakin semua tantangan bisa terselesaikan, sebab mulai sekarang, kami sudah memiliki peta jalan untuk keuangan inklusi dan harus mulai diimplementasikan.
Yang pasti dalam mengimplementasikannya, dibutuhkan relasi dengan berbagai pihak.
Fintech (aktivasi layanan keuangan berbasis teknologi) sangat mengandalkan kemajuan teknologi. Namun, masih banyak penduduk Indonesia yang belum melek teknologi. Apa upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk bisa menyebarluaskan fintech) terutama bagi penduduk perdesaan?
Mungkin akan membutuhkan waktu cukup lama untuk menggapai daerah tersebut, tetapi bukan tidak mungkin masyarakat akan tecerdaskan teknologinya.
Tentunya, para agen inklusi keuangan memegang peranan penting dalam hal ini, untuk meningkatkan awareness, dan learning by doing.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merilis peraturan terkait dengan perlindungan konsumen dari ancaman fraud atau penipuan dalam fintech. Seberapa pentingkah regulasi tersebut terhadap bisnis fintech sehingga masyarakat bisa teryakinkan untuk menggunakan jasa dari fintech?
Tentu saja proteksi merupakan bagian penting dari keuangan inklusi dalam fintech, sama pentingnya dengan literasi keuangan, dan edukasi keuangan.
Tentunya, industri fintech harus memiliki mekanisme yang aman, nyaman, minimal potensi fraud, dan sebagainya.
Dengan demikian, ketika masyarakat memutuskan untuk bertransaksi menggunakan sistem fintech, mereka bisa teryakinkan transaksi tersebut terlindungi dan aman.
Teknologi membawa potensi besar, tetapi perlu dibangun mekanisme yang mengamankan teknologi tersebut.
Anda mengatakan, sudah memiliki peta jalan untuk mengembangkan keuangan inklusi di Indonesia. Bisakah Anda menyebutkan lebih detail atau berikan contoh, program apa saja yang ada dalam peta jalan tersebut, dan bagaimana nantinya program itu akan diimplementasikan di Indonesia?
Tentu ada banyak program. Salah satunya ialah digitalisasi masyarakat.
Targetnya membawa industri keuangan ke level selanjutnya, yakni serbadigital.
Bagaimana nantinya digitalisasi itu akan menggiring masyarakat untuk menjadi less cash society, digunakan satu kartu untuk segala keperluan, baik untuk membeli makan, membayar sekolah, bahkan bisa dijadikan kartu identitas dengan menggunakan kode unik atau sidik jari sebagai keamanan.
Saya tahu ini menjadi salah satu proyek yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia. (E-3)
-----------------------------------------
Biodata:
Nama: Ratu Maxima
Lahir: Buenos Aires, Argentina, 17 Mei 1971
Jabatan: Penasihat Sekretaris Jenderal PBB dalam Keuangan Inklusif untuk Pembangunan (UNSGSA) (2009-sekarang)
Pendidikan: Jurusan Ekonomi Universidad Catlica Argentina (1995)
Karier:
-Bankir di beberapa perusahaan keuangan multinasional di Argentina, Eropa dan Amerika Serikat (1995-2002)
Suami: Raja Willem-Alexander dari Belanda
Anak:
Putri Catharina-Amalia Beatrix Carmen Victoria
Putri Alexia Juliana Marcela Laurentien
Putri Ariane Wilhelmina Mxima Ins
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved