Industri Olahan Susu Didorong Bermitra dengan Peternak Sapi Lokal

Fetry Wuryasti
09/10/2016 21:01
Industri Olahan Susu Didorong Bermitra dengan Peternak Sapi Lokal
(ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

KEMENTERIAN Perindustrian mendorong industri pengolahan susu untuk menjalin kerja sama dengan peternak sapi perah dalam negeri. Program kemitraan itu dalam upaya peningkatan daya saing industrinya karena didukung dengan pemenuhan bahan baku susu segar yang berkesinambungan dan berkualitas baik.

”Melalui program kemitraan tersebut, diharapkan juga para peternak memperoleh manfaat-manfaat positif,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto melalui rilis yang diterima, Minggu (9/10).

Manfaat itu, antara lain pendampingan mengenai manajemen produksi susu, perbaikan sarana dan prasarana produksi, serta peningkatan kualitas dan produktivitas susu yang dihasilkan. Hal itu secara langsung akan berdampak pada peningkatan produksi susu dan kesejahteraan peternak sapi perah.

Oleh karena itu, Kemenperin mengapresiasi PT Nestle Indonesia, yang selama lebih dari 40 tahun terus mengembangkan program kemitraan yang melibatkan sebanyak 27.000 peternak sapi perah di Provinsi Jawa Timur. Program itu telah meningkatkan penyerapan produksi susu sebesar 500.000 liter setiap harinya untuk diolah di pabrik susu Kejayan.

Sementara itu, Direktur Sustainability Agriculture Development & Procurement PT Nestle Indonesia Wisman Djaja, model kerja sama ini telah berhasil memastikan Nestle mendapatkan pasokan bahan baku yang berkualitas dari peternak. Pada saat yang sama, peternak akan mendapatkan kemudahan akses pasar yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan.

"Nestle membangun kemitraan dengan para peternak melalui koperasi-koperasi susu yang ada di Jawa Timur dengan memberikan pendampingan teknis serta pelatihan tentang praktik-praktik peternakan yang berkelanjutan, dan tentunya bantuan finansial," paparnya.

Melalui acara Apresiasi Peternak 150 tahun Nestle dan peringatan 40 tahun kerja sama kemitraan Nestle dengan peternak sapi perah, Panggah mengharapkan, PT Nestle Indonesia dapat menghasilkan produk olahan susu yang berkualitas dan dapat dijangkau masyarakat sehingga dapat mendorong peningkatan konsumsi susu masyarakat Indonesia.

”Selain itu, kami harapkan PT Nestle Indonesia tetap berkomitmen untuk dapat menyerap susu segar dalam negeri serta terus mengembangkan program kemitraan yang telah dijalankan menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.

Panggah menyampaikan, kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) untuk susu olahan saat ini sebanyak 3,8 juta ton dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri hanya sekitar 798.000 ton dan selebihnya masih diimpor dalam bentuk Skim Milk Powder, Anhydrous Milk Fat, dan Butter Milk Powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

”Hal tersebut merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi usaha peternakan sapi perah di dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan mutu susu segar sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat dipenuhi dari dalam negeri,” ungkap Panggah.

Di samping itu, tingkat konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 12,10 kilogram per tahun setara susu segar.

Tingkat konsumsi tersebut masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang mencapai 36,2 kilogram per tahun, Myanmar 26,7 kilogram per tahun, Thailand 22,2 kilogram per tahun, dan Filipina 17,8 kilogram per tahun.

”Masih rendahnya tingkat konsumsi perkapita tersebut, menunjukkan bahwa pasar untuk industri pengolahan susu ini masih sangat terbuka dan hal ini tentunya menjadi peluang usaha peternakan sapi perah dan koperasi susu untuk meningkatkan produksi susu segar yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku susu bagi industri,” papar Panggah. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya