Pemerintah Ajak Petani Tingkatkan Produksi dan Kualitas Garam

Renatha Swasthy
05/10/2016 18:55
Pemerintah Ajak Petani Tingkatkan Produksi dan Kualitas Garam
(ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

KEINGINAN pemerintah untuk menjadi negara swasembada garam terus gencar dilakukan. Pemerintah, dalam hal ini Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa pada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, mengajak petani garam meningkatkan produksi dan kualitas garam.

Agung Kuswandono, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa pada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, menyebut, hingga kini, permasalahan garam selalu seputar penyerapan garam.

Petani garam menganggap pengusaha kurang menyerap garam buatan petani rakyat, sementara pengusaha menganggap sudah menyerap garam tapi tidak bisa menyerap garam yang kualitasnya rendah.

Bila terus membicarakan masalah itu, swasembada garam tidak akan tercapai. Padahal, kata dia, sudah saatnya membicarakan soal ekspor.

"Oleh karena itu, harus ada unsur perbaikan dalam proses pemanen yang harus dilakukan sehingga tidak ada lagi masyarakat memanen garam yang tidak diterima pengusaha yang menggunakan grade tertentu," ujar Agung dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Produksi dan Kualitas Garam Nasional di Pullman Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/10).

Saat ini, kata dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melakukan berbagai hal untuk membantu meningkatkan kualitas garam milik petani rakyat. Diharapkan dengan peningkatan kualitas garam, nantinya produksi garam tidak hanya untuk konsumsi tapi bisa untuk industri lain.

Sebetulnya kata dia, garam bisa dipakai untuk berbagai hal misalnya spa, farmasi, dan pengawetan ikan. Hal itu sudah dilakukan, namun jumlahnya masih sedikit.

"Kalau dilihat potensinya kita bisa jadi pengekspor, kenyataannya kita masih jadi pengimpor garam. Saya tidak mau menyalahkan siapapun, selalu masalahnya produksi level rendah, saya ingin garam level tinggi untuk spa, garam beryodium, infus. Nanti kita masalahnya bukan impor lagi tapi sudah masalah dengan pengekspor," ujar Agung.

Hal itu, kata Agung, perlu kerja sama antara pengusaha dan petani garam. Dengan begitu, garam tidak hanya konsumsi tapi bisa juga dipakai untuk hal lain sehingga bisa diekspor.

"Kalau kualitas belum tercapai kan bisa ditingkatkan. Kita sudah cek ke lapangan garam kita bisa untuk dijual dengan bentuk lain hanya second layer industri belum ada. Ini yang perlu dipikirkan jangan hanya ribut soal penyerapan garam," pungkas Agung. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya