Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMERHATI, pecinta, dan Ketua Komunitas Batik Jawa Timur di Surabaya (Kibas) Lintu Tulistyantoro menilai anak muda saat ini sudah tak malu lagi menggunakan batik, bahkan perempuan yang pergi ke mal pakai batik juga sudah tidak sedikit.
“Sejak ditetapkan Unesco menjadi salah satu The World Heritage pada 2 Oktober 2009, batik menjadi semakin diminati. Penggunaannya pun tak hanya didominasi oleh orang tua, tetapi juga anak muda,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, terkait dengan Hari Batik 2 Oktober 2016, kemarin.
Baginya, desain batik yang menarik itu tak lepas dari peran desainer yang sangat penting hingga membuat anak muda lebih mencintai batik, apalagi fesyen batik juga sudah memiliki frekuensi yang tergolong sering.
“Memang, secara desain tidak terlalu berkembang, tapi batik sekarang sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tutur dosen interior di Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya itu.
Namun, industri batik yang saat ini cukup menggembirakan itu tetap harus berhati-hati karena banyaknya desainer batik berpotensi membuat batik tulis menenggelamkan batik klasik. Karena itu pemerintah harus berperan menjaga batik klasik dan batik tulis agar sama-sama berkembang. “Batik yang khas saat ini hanya ada di daerah perbatikan kuno, seperti Banyuwangi, Sidoarjo, Tulungagung, Trenggalek, Tuban, dan Madura,” katanya.
Ia menambahkan dahulu batik, tidak banyak dikenal, tetapi sekarang sudah lebih dikenal. Contohnya batik Jawa Timur. “Dahulu orang akan lebih mengenal batik Madura jika dibandingkan dengan batik Jawa Timur secara keseluruhan. Sekarang, sudah mulai tersosialisasikan mulai batik Tuban, Lamongan, sampai Banyuwangi,” ungkapnya.
Selain itu, dukungan dari pemerintah sangat luar biasa secara tertulis. Pemerintah selalu mengadakan acara-acara dengan batik selalu diberi fasilitas dengan pameran, seperti lomba, seminar, dan studi banding.
Namun, ia menggarisbawahi pemerintah, bahwa saat ini tidak banyak desainer batik berlatar lingkungan dan budaya. “Itu berbeda dengan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di sana mereka punya ISI Solo dan ISI Yogya sehingga berimbas ke industri batik sekitar karena banyak sarjana desain masuk ke sana,” jelasnya.
Karena itu, dirinya mendorong pemerintah untuk memberikan beasiswa kepada anak muda yang serius menekuni desain batik sehingga tidak seperti sekarang yang umumnya masih desainer yang autodidaktik, mereka kebanyakan meniru pendahulu sehingga desain mereka sederhana. (Ant/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved