Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
S&P Global mencatat penurunan aktivitas manufaktur Indonesia pada Juli 2024. Sebuah penurunan pertama setelah tiga tahun berturut-turut sejak Agustus 2021 di zona ekspansif.
Dari data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global, kemarin, PMI manufaktur Indonesia jatuh ke angka 49,3 pada Juli 2024.
"Pesanan baru dan produksi turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Sehingga produsen lebih waspada, aktivitas pembelian sedikit dikurangi, dan ketenagakerjaan menurun pada kecepatan tertinggi sejak September 2021," papar Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Paul Smith dalam keterangannya, Kamis (1/8).
Baca juga : Surplus Dagang Juni Paling Rendah di Empat Bulan Terakhir
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu, dunia usaha kontraksi atau berada di zona negatif.
"Hambatan pasokan menambah kesulitan perusahaan, dengan rata-rata waktu pengiriman diperpanjang karena tantangan pengiriman laut berkelanjutan," imbuh Paul.
Dalam catatan S&P, PMI Manufaktur Indonesia mulai turun sejak April 2024 yang tercatat 52,1. Pada Maret, PMI tercatat di level 54,2.
Penurunan berlanjut ke Mei yang anjlok menjadi 52,1 dan 50,7 pada Juni. Mulai Juli, PMI masuk ke zona negatif.
Baca juga : Automating the World: Mendorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Paul menyebut turunnya aktivitas manufaktur bermula dari lesunya pasar akibat penurunan permintaan. Lesunya permintaan diperparah oleh waktu pengiriman pasokan bahan baku industri yang saat ini semakin panjang akibat memanasnya situasi di Laut Merah.
Data S&P juga menunjukkan, pasar yang lesu itu akhirnya memaksa perusahaan memangkas jumlah karyawannya.
"Jumlah pekerja dipangkas dengan angka pengurangan yang terbesar dalam hampir tiga tahun. Ada banyak laporan tentang tidak diperpanjangnya kontrak karyawan yang sudah habis masa berlakunya," ujar S&P. (E-2)
Dalam era modern yang didorong oleh inovasi teknologi, Mitsubishi Electric Factory Automation telah meluncurkan kampanye kesadaran global dengan slogan “Automating the World”.
Candra menyarankan agar dilakukan pembatasan terhadap industri penerima manfaat.
Dalam mendukung transformasi ini, pemerintah juga mengembangkan konsep 'lighthouse' pada setiap sektor untuk memberikan dorongan dan contoh bagi industri lainnya.
Tenaga kerja merupakan 1 dari 10 tantangan dalam Making Indonesia 4.0. SDM manufaktur perlu meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya untuk memenuhi tuntutan pasar yang kian kompleks.
Sebagai mother of industry, aspek keberlanjutan industri baja memang penting. Pasalnya, industri baja menopang berbagai pembangunan industri manufaktur dan konstruksi infrastruktur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved