Industri Kelautan dan Perikanan Minim Pembiayaan

Andhika Prasetyo
22/9/2016 16:46
Industri Kelautan dan Perikanan Minim Pembiayaan
(ANTARA)

KENDATI memiliki potensi yang diestimasi mencapai US$1.000 miliar per tahun, industri kelautan dan perikanan masih dianggap sebelah mata.

Peran industri keuangan dalam memaksimalkan usaha di sektor kelautan dan perikanan masih begitu kecil dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan Irnal Fiscallutfi mengatakan pembiayaan perbankan ke industri kelautan dan perikanan hanya 10% dari seluruh total pembiayaan ke seluruh sektor.

Minimnya peran perbankan dalam membiayai industri kelautan dan perikanan, ungkap Irnal, terjadi karena tingginya risiko di sektor tersebut.

"Nelayan pergi ke laut dengan menggunakan kapal. Tapi kan mereka tidak tahu apakah bisa mendapatkan ikan atau tidak. Padahal itu yang nantinya akan menjadi alat untuk pembayaran kembali," ujar Irnal seraya menggambarkan penghitungan.

"Perbankan pastinya ingin mendapatkan feedback juga ketika memberikan pembiayaan," imbuhnya

Dengan tingginya risiko yang ada, lanjut Irnal, kredit bunga yang diberikan untuk sektor kelautan dan perikanan pun menjadi tinggi.

"Ditambah lagi, tidak banyak bank yang memiliko cabang di daerah-daerah pesisir sehingga sulit melakukan pengawasan," tuturnya.

Selain faktor tersebut, budaya masyarakat di pesisir pantai yang masih belum bankable juga menjadi permasalahan lain yang harus dicarikan solusinya.

"Masih banyak nelayan yang lebih memilih melakukan pinjaman ke individu lainnya karena mereka menganggap lebih mudah dibandingkan pergi ke bank dan itu pinjaman itu pasti jumlahnya terbatas," lanjut Irnal.

Bukan tanpa upaya, OJK telah melakukan beberapa program untuk mendorong kedua industri tersebut dapat bersinergi dengan baik sehingga memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat dan negara.

"Pada tahap awal, kami bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Itu menjadi fondasi dan panduan ke depan. Kami sudah berdiskusi bagaimana sektor keuangan dan kelautan dan perikanan dapat berjalan beriringan," terangnya.

OJK, bersama KKP, Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan 15 bank, telah membentuk satuan tugas dan menghasilkan program yang disebut Jangkauan, Sinergi dan Guidelines (Jaring).

"Jaring ini adalah program edukasi, tidak hanya kepada nelayan, tetapi juga kepada perbankan. Saat ini, hanya sedikitnya jumlah bank yang memberikan pembiayaan terhadap industri kelautan dan perikanan juga karena minimnya pengetahuan mereka akan sektor tersebut," papar Irnal.

Saat ini, Jaring telah menyentuh beberapa wilayah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar seperti di Sulawesi Selatan, Riau dan Jawa Timur. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya