Keran Impor Beras dan Gula akan Diperbesar

Gabriela Jessica Restiana Sihite
16/9/2016 11:47
Keran Impor Beras dan Gula akan Diperbesar
(Dok. MI)

KEMENTERIAN Perdagangan akan memperbesar keran impor beras dan gula. Tindakan tersebut dinilai untuk menambah pasokan ke pasar yang diharapkan membuat harga beras dan gula lebih stabil.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan selama ini impor beras dan gula sangat terbatas. Kondisi itu membuat pasokan dua bahan pokok itu terbatas dan harga bisa dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu.

"Kita akan panggil distrbutor besar. Sekarang gula dari Thailand yang besar dan masih ada potensi besar lagi dari Brazil. Mereka over supply jadi harganya kompetitif," ucap Enggar saat meninjau Pasar Grogol, Jakarta, Jumat (16/9).

Adapun importir gula pasir dan gula tebu terbesar untuk Indonesia ialah Thailand. Impor gula pasir dari Negeri Pagoda tersebut mencapai 92.813 ton dengan nilai US$53,8 juta sepanjang Januari-Agustus 2016. Sementara impor gula tebu dari Thailand sebesar 1,84 juta ton dengan nilai US$694,3 juta.

Sedangkan impor dari Brazil hanya berupa gula tebu dengan jumlah 223.314 ton dan nilai US$94,8 juta. Brazil menempati importir gula tebu ketiga terbesar setelah Thailand dan Australia.

"Kalau beras, akan kita bicarakan juga kepada Pakistan dan India untuk memperluas. Ini untuk menutupi kebutuhan," tukas Enggar.

Menurut dia, mau tidak mau gula untuk konsumsi harus diimpor. Pasalnya, produksi dalam negeri yang sebesar 2,6 juta ton per tahun belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang mencapai 5,8 juta per tahun.

Namun, dia menjamin impor gula yang diberikan kepada swasta harus dibarengi dengan peningkatan produksi gula tebu. Para pengusaha yang meminta kuota izin impor gula harus melakukan ekspansi lahan tebu dengan sistem inti plasma.

"Presiden memang menargetkan kita untuk mandiri. Sekarang kita tetap melakukan impor karena untuk mengisi kebutuhan. Sampai produksi produksi gula tebu meningkat, kami minta kepada importir untuk ekspansi karena kita juga lihat masih banyak lahan yang tidak tergarap," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menyatakan pihaknya sudah menjual gula pasir dengan harga Rp12.500 per kilogram (kg). Gula pasir tersebut baru didistribusikan ke 41 pasar dari 152 pasar yang ditangani PD Pasar Jaya.

"Sementara stok gula kita yang dijual dengan harga segitu masih 25 ton. Itu dari food station milik Perum Bulog dan itu cukup untuk stok dua minggu," ucap Arief.

Dia pun menjanjikan akan menambah terus jumlah pasokan gula pasir dengan harga murah untuk digelontorkan ke pasar-pasar tradisional. Dengan demikian, harga gula pasir di pasaran bisa turun dari yang saat ini Rp15 ribu-Rp16 ribu per kg.

"Kita punya stok banyak. Jadi pedagang pasar bisa mengambil stok gula murah dari kita atau langsung ke Bulog. Harganya dijamin sesuai label Rp12.500 per kg dan pedagang sudah dapat untung beli dari kita," tukasnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya