Terminal Baru Ungkit Daya Saing

RUDY POLYCARPUS
14/9/2016 08:56
Terminal Baru Ungkit Daya Saing
(MI/Panca Syurkani)

PENGOPERASIAN Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok (NPCT 1), Jakarta, diharapkan akan memacu daya saing Indonesia di tengah kompetisi global.

“Persaingan antarnegara sekarang ini semakin hari semakin sengit. Semuanya membangun, melakukan inovasi, membangun fasilitas untuk mendukung daya saing setiap negara. Kita juga kita tidak mau di tinggal, tidak mau kalah dalam kompetisi ini,” ujar Presiden Joko Widodo saat meresmikan terminal tersebut, kemarin.

Selama pembangunan NPCT 1, Presiden mengaku terus memantau setiap perkembangannya sejak 2012. Saat itu, ia meminta Pelindo II agar dapat bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan pembangunan tahap pertama. “Yang kedua sampai kelima harus dikejar. Harus selesai pada 2019,” imbuhnya.

Kehadiran Terminal Peti Kemas Kalibaru juga diharapkan bisa menekan biaya logistik di Tanah Air yang dianggap masih tinggi, rata-rata dua kali lipat lebih mahal ketimbang negara-negara lain sekawasan.

Kehadiran Pelabuhan Peti Kemas Kalibaru tahap pertama itu akan mendongkrak kapasitas Terminal Peti Kemas di Tanjung Priok dengan tambahan 1,5 juta TEUs per
tahun. Terminal baru tersebut diproyeksikan dapat melayani kapal peti kemas berkapasitas 13.000-15.000 TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT.

Di tempat sama, Dirut PT Pelabuhan Indonesia II Elvyn G Masassya mengatakan, bila seluruh Terminal Peti Kemas Kalibaru tuntas dibangun, ka pasitas total Pelabuhan Tanjung Priok akan menjadi 11,5 juta TEUs per tahun dari sekarang sekitar 5 juta TEUs.

Ia menyebut ada delapan crane yang siap melayani bongkar muat dengan kemampuan memindahkan 30 kontainer per jam. “Diharapkan, kehadiran Terminal Peti Kemas Kalibaru turut memperlancar arus kapal dan barang,” ungkap Elvyn.

Hub dan umpan
Menteri Perhubungan Budi Karya akan mengembangkan skema pelabuhan utama (hub) dan pengumpan (spoke) untuk meningkatkan daya saing dengan pelabuhan-pelabuhan negara lain. “Kita bisa bersaing secara internasional, salah satunya melegitimasi pelabuhan-pelabuhan besar supaya menjadi hub yang dari Eropa
dan Tiongkok,” kata Budi.

Menurutnya, pelabuhan-pelabuhan yang akan dijadikan pelabuhan hub, yaitu pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Kuala Tanjung. “Nanti seluruh kapal harus ke pelabuhan hub dulu. Kalau sekarang kan enggak, dari pelabuhan tertentu ke Pelabuhan Palembang, ke Teluk Bayur, ini mesti kita hindari,” ucapnya.

Namun, ia menilai rencana tersebut bisa berjalan dengan baik apabila pelayanan di pelabuhan sudah prima, terutama waktu tunggu kontainer di pelabuhan (dwelling time). “Dwelling time itu parameter, citra pelabuhan itu ada di dwelling time,” ujar Budi.

Selain itu, Budi juga akan mengerahkan 22 pelabuhan yang pengoperasiannya akan diserahkan kepada Pelindo dan swasta. “Kita lakukan bertahap. Akhir Desember
ini, setiap Pelindo mengambil 2-4 pelabuhan,” jelasnya. (Adi/ Ant/E-2)

rudy@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya