Muamalat Ubah Portofolio Pembiayaan

Anastasia Arvirianty
14/9/2016 08:43
Muamalat Ubah Portofolio Pembiayaan
(MI/Adam Dwi)

PT Bank Muamalat Indonesia akan mengubah komposisi pembiayaan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang rendah, kualitas pembiayaan, dan faktor kebutuhan masyarakat. Perusahaan akan menempatkan sektor ritel dan konsumer sebagai ujung tombak bisnis.

Direktur Korporasi dan Konsumer Bank Muamalat Indra Y Sugiarto menjelaskan, dalam tiga tahun mendatang, perusahaan akan membalik porsi portofolio pembiayaan. Jika sebelumnya sebanyak 60% diperuntukan sektor korporasi dan 40% untuk sektor ritel dan konsumer, perusahaan kini menargetkan 60% pembiayaan untuk sektor ritel dan konsu­mer, 40% untuk sektor korporasi dan komersial.

“Saat ini, kami ingin menjaga pembiayaan korporasi, targetnya tumbuh 7%-9% sampai akhir tahun,” tutur Indra di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Indra mengatakan sektor kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi kontributor terbesar untuk sektor ritel dan konsumer. Ia mengatakan bahwa saat ini sektor KPR memegang porsi terbesar di sektor pembiayaan, yaitu 80%.
“Mayoritas dukungannya dari KPR,” kata dia.

Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman menambahkan, untuk menunjang sektor ritel, perusahaan nantinya juga akan meningkatkan layanan pada perbankan digital mereka.

“Kami sedang mengarah ke situ (perbankan digital). Mudah-mudahan akhir tahun ini atau awal tahun depan bisa dimulai,” ucap Endy.

Bagikan kornet
Bank Muamalat Indonesia bersama dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) menyalurkan dan melakukan pemotongan hewan kurban dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha 1437 H.

Sebanyak lebih dari 5.000 kaleng kornet olahan sapi dan kambing kurban, berasal dari ratusan pemberi kurban yang merupakan pihak internal Bank Mumalat, mitra kerja, dan masyarakat luas, akan didistribusikan kepada seluruh target masyarakat Indonesia yang membutuhkan.

Kegiatan tersebut merupakan wujud kontribusi Bank Muamalat demi mendorong perbaikan gizi masyarakat, khususnya untuk balita dan anak-anak, terutama di berbagai wilayah terpencil di Indonesia.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dalam skala nasional, tingkat prevalensi balita gizi buruk dan kurang gizi diperkirakan sebesar 19,6%. Angka itu mengalami peningkatan sebesar 1,2% jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, yaitu sebesar 18,4%.

“Di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang masih volatile, kami ingin tetap selalu dekat dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Endy Abdurrahma.

Daging kurban akan dikalengkan dan didstribusikan dalam bentuk kornet ke berbagai daerah rawan pangan dan gizi buruk di Indonesia.

Target lokasi penerima manfaat kurban tersebar di Nusa Tenggara Timur (Atambua, Alor dan Manggarai Timur), Maluku (Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau Sula), dan Sumatra (Aceh, Sinabung, dan Mentawai).

“Kami berharap kurban ini akan memberikan manfaat yang seluas-luasnya, tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tapi juga untuk saudara-saudara kita lainnya, terutama di daerah rawan gizi buruk dan rawan pangan,” ujarnya. (Ant/E-3)

arvirianty@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya