Kaya Pesat dengan Kereta Cepat

Windy D Indriantari/E-4
24/8/2015 00:00
Kaya Pesat dengan Kereta Cepat
mediaindonesia(ANTARA/YUSTINUS AGYL)

"JIKA ingin (rakyat) kaya, bangunlah jalan dahulu." Gao Hairan, staf ahli deputi Departemen Kerja Sama Internasional Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) Tiongkok, mengemukakan pepatah bangsanya tersebut kepada Media Indonesia, dalam perjalanan menumpang kereta cepat listrik dari Beijing ke Shanghai, Sabtu (22/8).

Di Tiongkok, saat ini, jalan bukan hanya yang secara fisik berupa jalan beraspal, melainkan juga rel kereta. Tahun ini saja, ada lebih dari 8.000 km rel yang tengah dibangun, dengan 2.813 km di antaranya jalur kereta cepat. Tidak main-main, membangun jalur kereta berarti siap dengan pasokan listrik untuk mengoperasikan kereta. Salah satu penopangnya ialah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Shanghai Waiga-qiao 3 berkapasitas 2x1.000 Mw. PLTU berbahan bakar batu bara itu diklaim sebagai PLTU terefisien dan paling ramah lingkungan.

"Tidak pernah ada gangguan operasional akibat defisit listrik meski banyak kereta cepat beroperasi," ungkapnya. Tiongkok patut berbangga karena memiliki kereta cepat dengan total rel terpanjang di dunia, 17 ribu km. Jumlah penumpang yang terangkut pun tercatat 3,11 miliar tahun lalu. 'Negeri Tirai Bambu' itu menargetkan akhir 2015 total panjang rel akan mencapai 19 ribu km. Bila dibentangkan di Indonesia dari ujung barat hingga timur, rel itu bisa dilewati empat kali bolak-balik oleh kereta cepat. Jalur-jalur kereta cepat itu membantu pemerataan ekonomi, sekaligus meredam laju urbanisasi.

Dengan transportasi massal berkecepatan rata-rata 305 km/jam, warga tidak perlu tinggal di kota yang berbiaya hidup mahal, kendati mereka bekerja di kota tersebut. Di Tanah Air, sama artinya dengan orang bekerja di Surabaya, tetapi tinggal di Kediri. Toh, perjalanan bisa ditempuh hanya sekitar setengah jam. Proyek kereta cepat, dengan teknologi Tiongkok ataupun Jepang, selayaknya diterapkan di Indonesia. Syaratnya, diikuti transfer teknologi supaya kelak kita sendiri yang membangun dan merawat kereta cepat itu. "Anda akan bisa seperti kami," cetus Gao.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya