Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) berencana melakukan penerbitan surat utang senior dalam denominasi dolar Amerika Serikat senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,94 triliun.
Penerbitan surat utang itu merupakan bagian dari penerbitan program Euro Medium Term Note yang dibentuk perseroan pada 6 Mei 2020 sebagaimana telah diperbaharui pada tanggal 22 Maret 2021 dan 26 Maret 2024 (Program EMTN). Berdasarkan Program EMTN, perseroan dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$2 miliar.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan tujuan dari penerbitan itu adalah untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan ekspansi kredit dalam mata uang asing.
Baca juga : Penempatan Devisa Hasil Ekspor Tercatat Rp30,47 Triliun
"Sebagai bank yang aktif dalam pemberian kredit rupiah dan valas, penerbitan global bond ini akan digunakan untuk ekspansi aset valas dengan imbal hasil yang optimal yang akan memberikan dampak positif terhadap kondisi kinerja keuangan Perseroan, sekaligus meningkatkan kapasitas Perseroan dalam mendukung pengembangan bisnis Indonesia dari dan ke luar negeri," ujar Novita melalui keterangan tertulis, Kamis (28/3).
Penerbitan obligasi ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading. Perseroan telah menunjuk BNI Securities, Citigroup, dan JP Morgan sebagai Joint Lead Managers. Adapun, Lembaga Pemeringkat S&P, dan Fitch telah memberikan rating Baa2, BBB, dan BBB- untuk BNI sebagai issuer.
Sebelumnya, BNI telah sukses menerbitkan berbagai obligasi global dan lokal, seperti program global CD USD1 miliar untuk BNI New York Agency pada tahun 2020 dan subordinated notes T2 USD500 juta sebagai penerbitan pertama di bawah Program EMTN pada tahun 2021.
Selain itu BNI juga berhasil menerbitkan instrumen permodalan Additional Tier-1 (AT1) Tahun 2021 sebesar USD600 juta, yang merupakan transaksi AT1 publik pertama di Indonesia.
"Kami yakin penerbitan obligasi global ini akan disambut baik oleh investor internasional dan akan semakin memperkuat posisi BNI sebagai bank global asal Indonesia," pungkas Novita. (RO/Z-11)
BANK Mandiri berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun dari penerbitan Global Bond bertenor 3 tahun dengan kupon sebesar 5,5%.
BI merespons perihal anjloknya nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Edi Susianto menuturkan untuk menjaga stabilitas rupiah
DIREKTUR Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan berkurangnya cadangan devisa karena digunakan untuk intervensi valas agar tidak perlu dikhawatirkan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan update term deposit (TD) Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang berhasil dihimpun hingga 20 Februari 2024 mencapai US$1,95 miliar.
LEMBAGA Penjamin Simpanan (LPS)mempertahankan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum sebesar 4,25% dan 2,25% untuk simpanan valas. Bagaimana dengan BPR?
Perlu diwaspadai utang luar negeri terutama dari beban utang pemerintah dan BUMN yang makin tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved