Persaingan Sehat, Kapasitas pun Meningkat

Arv/E-4
08/9/2016 08:50
Persaingan Sehat, Kapasitas pun Meningkat
(ANTARA/Wahyu Putro A)

PERSAINGAN tidak sehat di bisnis migas dan panas bumi di Indonesia menambah berat pelaku usaha di tengah harga minyak yang masih rendah. Kondisi itu pun terjadi akibat kurangnya keberpihakan terhadap kontraktor nasional yang membuat kapasitas mereka tidak memadai.

”Kami berharap peningkatan kapasitas nasional di migas. Memang ada beberapa masalah yang menghambat upaya itu,” ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengeboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia (APMI) Wargono Soenarko di Menara Kadin, Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut ia memaparkan, permasalahan itu terkait kurangnya regulasi yang menunjang dan tidak adanya kesetaraan dalam kontrak jasa penunjang migas.

“Ada juga kecenderungan keberpihakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas terhadap peserta tender tertentu dengan metode penetapan spesifikasi yang menjurus pada kandidat yang diinginkan saja,” urainya.

Selain itu, pihaknya merasa ada kesimpangsiuran dalam kontrak pengeboran di offshore, dan pembatasan umur alat yang dinilai terlalu pendek dalam syarat tender. Pun dalam situasi harga mi-nyak melemah saat ini, tidak ada kontrak jangka panjang karena investor enggan berinvestasi. “Kami berharap pemerintah membantu menyelesaikan permasalahan tersebut,” tandasnya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang CSR dan Persaingan Usaha Suryani Motik menyerukan terciptanya distribusi sumber daya ekonomi yang adil dalam kerangka persaingan usaha yang fair. “Kebijakan pemerintah diperlukan untuk tumbuhkembangnya perusahaan migas,” ucapnya.

Pemerintah harus membuka kompetisi untuk pelaku usaha nasional dalam pengembangan proyek migas di Indonesia. “Pelaku migas swasta pun bisa berkontribusi terhadap penerimaan negara,” pungkasnya. (Arv/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya