Disparitas Harga dan BBM Alihkan Orientasi Konsumen

Jajang Sumantri
07/9/2016 21:31
Disparitas Harga dan BBM Alihkan Orientasi Konsumen
(MI/Panca Syurkani)

KESADARAN masyarakat yang makin tinggi terhadap manfaat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas dan harga jual yang makin kompetitif membuat pola konsumsi BBM bergeser.

Apalagi, saat ini semua jenis kendaraan bermotor baru yang diproduksi mengharuskan penggunaan BBM kualitas tinggi, dengan oktan (research octane number/RON) di atas 90.

Data PT Pertamina (Persero) mencatat adanya peralihan konsumsi BBM jenis premium dengan RON 88 ke BBM dengan oktan yang lebih tinggi, yakni pertalite RON 90 dan pertamax RON 92 sekitar 30%.

Belum lagi dengan semakin meningkatnya konsumsi BBM jenis pertamax yang kini sudah bertengger di kisaran konsumsi 12 ribu kilo liter (KL) per hari.

Sejumlah kalangan masyarakat mengakui besarnya perbedaan kualitas premium, dengan pertalite, apalagi dengan pertamax series.

Dari sisi harga juga jauh berbeda. Saat ini, harga premium di Jadebotabek dibanderol Rp6.450 per liter. Adapun harga pertalite Rp6.900 per liter dan pertamax Rp7.350 per liter dengan kualitas jauh lebih andal jika dibandingkan dengan premium.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, juga mengakui adanya pergseran pola konsumsi dari premium ke BBM khusus. Komaidi mengaku telah menggunakan BBM dengan RON 92 menyesuaikan spesifikasi dari kendaraan yang digunakan sehari-hari.

"Kebetulan jenis dan tipe kendaraan saya cocoknya demikian. Untuk motor saya juga gunakan RON 90 ke atas," ungkapnya di Jakarta, Rabu (7/9).

Hal senada diungkapkan Indra Saputra, Koordinator Wilayah Depok Honda Tiger Mailing List (HTML). Menurutnya, bahan bakar ideal yang digunakan saat ini memang pertamax plus karena kualitas bagus dan memiliki oktan besar. Selain bersih, tidak kotor di keran bensin.

"Kalau buat saya dengan harga tidak masalah selama kualitasnya bagus," tegas Indra.

Menurut dia, perbedaan kualitas BBM jenis premium dengan pertamax sangat signifikan, khususnya dalam tenaga yang dihasilkan oleh sepeda motor. Dengan menggunakan pertamax atau pertamax plus, motor terasa jadi lebih bertenaga.

"Selain BBM pride juga sih karena soal BBM bisa jadi ajang cela-celaan,” tukasnya.

Indra menilai terjadi pergesaran pola konsumsi BBM dari premium ke jenis BBM berkualitas, pertalite dan pertamax tidak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk BBM berkualitas. Meskipun hal itu juga dipengaruhi dari intensitas penggunaan kendaraan masing-masing individu. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya