Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BERKURANGNYA pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jabodetabek disebabkan menurunnya konsumsi BBM beroktan 88 tersebut. Para pemilik kendaraan kini mulai beralih membeli pertalite (oktan 90), pertamax, hingga pertamax plus.
"Kami tetap memaksimalkan layanan buat pelanggan terutama terkait animo masyarakat terhadap pertalite yang sudah menggerus konsumsi premium hingga 30%. Selain itu masih ditambah dengan permintaan pertamax yang mencapai 12 ribu kilo liter (KL) per hari. Hal itu juga atas permintaan yang ada di setiap SPBU," ujar Vice President of Corporate Communications PT Pertamina (persero) Wianda Pusponegoro kepada Media Indonesia, Selasa (6/9).
Menurut Wianda, hal itu muncul seiring terus meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I GN Wiratmaja Puja mengatakan Pertamina harus tetap menyediakan premium di pasaran.
"Kalau (pertamax, pertalite) bisa lebih banyak laku daripada premium kan bagus. Karena lebih bersih. Semuanya sudah tidak ada subsidi. Yang jelas Pertamina tidak boleh menarik premium," katanya.
Menurutnya, pemerintah memang berniat menghilangkan BBM jenis premium lantaran tidak memenuhi standar Euro 4. "Namun, premium harus dihilangkan perlahan secara alami, dan tidak secara paksa langsung dicabut dari peredaran," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD III Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Wilayah Jabar DKI dan Banten Juan Tarigan menyatakan SPBU yang tidak menjual premium bukan karena pengurangan pasokan atau peniadaan premium dari Pertamina.
"Semata hitungan bisnis, saat ini SPBU melihat konsumen lebih cenderung memilih BBM non-premium," tuturnya.
Selain memenuhi kebutuhan masyarakat, pengusaha memilih menjual pertalite dan pertamax karena pertimbangan keuntungan yang lebih besar.
"Margin lebih besar, premium itu Rp 300-an per liter. Kalau pertalite ke atas itu Rp500. Itu semata-mata bisnis," tandasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved