Properti Laik Jadi Lokomotif Pembangunan

Fathia Nurul Haq
29/8/2016 18:29
Properti Laik Jadi Lokomotif Pembangunan
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

SEGMEN properti membukukan kredit macet (Non Performing Loan/NPL) yang stabil di bawah 2% dari tahun ke tahun. Segmen ini juga menghidupi industri pendukung yang memiliki efek berkelanjutan yang besar.

Fakta tersebut membuat PT Bank Mandiri (Persero), Tbk tetap optimistis pada segmen properti kendati saat ini pertumbuhannya sedang tertekan. Industri properti berikut dengan industri pendukungnya menyambut hangat relaksasi Loan-to-Value (LTV) yang akan mengungkit pertumbuhan properti.

"Mudah-mudahan naik (pertumbuhannya). Makanya tadi saya katakan 'mortgage' akan dijadikan lokomotif pertumbuhan Bank Mandiri," jelas Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi, Senin (29/8).

Tardi mengurai optimisme itu bukan tanpa dasar. Sampai kuartal II 2016 kredit segmen properti terbukti tumbuh 8,2%. "Ini diatas rata-rata pasar yang duatas 5% itu. Semester dua kita naikin (pertumbuhannya) lagi. Kita kasih kebijakan suku bunga menarik, 8,5% fix sampai 5 tahun, kita pertahankan sampai akhir tahun," tambahnya.

Menurutnya segmen properti efektif menggenjot roda perekonomian, lantaran daya dorongnya yang besar kepada industru penyokongnya. Sebut saja industru semen, cat, hingga 'aftersales' properti yang menjamur dan menghidupi banyak orang di dalamnya. Perbankan dalam hal ini juga bukan pengecualian. "Makanya daya beli masyarakat itu harus dijaga betul," tambah Tardi.

Enggan kehilangan momentum, Bank Mandiri dikatakan Tardi sudah menyiapkan awak yang mumpuni untuk memaksimalkan kebijakan LTV yang kabarnya akan segera ditelurkan Bank Indonesia. Awak tersebut diarahkan untuk mengepung target LTV dari segala arah. Mandiri optimistis langkah ini akan mengukuhkan properti sebagai lokomotif pertumbuhannya.

Alasan lainnya menurut Tardi ialah resiko kredit macet yang stabil di segmen properti. "NPL-nya dibawah 2%, tepatnya 1,6% dan itu dari zaman dahulu kala. Makanya kita percaya diri sekali masuk industri ini," terangnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya