Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SABAR. Sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi begitu sukar dilakukan, bahkan dalam hal berbelanja sekalipun. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Dynatrace, perusahaan yang bergerak di sektor digital, lebih dari separuh pengguna internet dunia tidak akan bertahan lebih dari 3 detik untuk menunggu situs jual beli yang mereka kunjungi.
“Jika satu portal belanja memuat (loading) laman lebih dari 3 detik, para pengunjung akan pergi ke portal lain,” ucap Wakil Direktur Pemasaran Dynatrace, Dave Anderson.
Saat hal itu terjadi, ungkap Dave, jelas berakibat buruk pada bisnis yang dilakukan para perusahaan e-commerce. “Setidaknya ini mengakibatkan adanya perbedaan penjualan sekitar 10%.”
Dave menyebutkan lambatnya koneksi yang terjadi bukan karena jaringan yang buruk, melainkan adanya koneksi yang tersambung ke Google, Facebook, Twitter, atau media lainnya yang berperan sebagai penghubung. Bahkan, aplikasi obrolan yang aktif juga dapat memperlambat koneksi.
Di Amerika Serikat, masih berdasarkan data Dynatrace, waktu memuat terus melambat setiap tahunnya. Pada tahun ini, rata-rata respons untuk masuk ke laman e-commerce membutuhkan 3,9 detik, bertambah 0,5 detik dari tahun lalu yang hanya 3,4 detik. Secara global, waktu memuat juga melambat dari 4,2 detik pada 2015 menjadi 4,5 detik di 2016.
Lalu, benarkah sebegitu besar perbedaan yang terjadi akibat lambatnya koneksi yang diperparah dengan rasa tidak sabar?
Nordstrom, perusahaan jual beli daring berbasis di utara Amerika, membenarkan hal itu. Mereka menyebutkan penjualan mereka jatuh 11% gara-gara waktu respons yang lambat. “Walaupun lambatnya hanya setengah detik,” gerutu arsitek senior Nordstrom, Gopal Brugalette.
Dengan total pendapatan tahunan mencapai US$14 miliar atau sekitar Rp185 triliun, Brugalette mengatakan nominalnya masih bisa bertambah puluhan juta dolar lagi jika buruknya koneksi tidak terjadi.
Berbagai inovasi laman untuk menggaet konsumen juga tak begitu membantu. Pasalnya, semakin menarik tampilan juga memerlukan berkas digital yang makin besar. Itu pastinya semakin memperlambat situs, dan lagi-lagi, pendapatan akan turun. “Ada banyak hal yang tidak mampu kami kontrol,” aku Brugalette.
Direktur Strategi Teknologi AppDynamics John Rakowski menyebutkan perusahaan e-commerce menghadapi permasalahan yang hampir mustahil diatasi.
Diperparah lagi, banyak situs jual beli kian melambat karena tim teknologi informasi yang seharusnya bertugas mengedepankan kecepatan dan performa malah hanya fokus pada pelayanan tampilan.
“Yang pelanggan inginkan ialah pengalaman belanja yang cepat, sederhana, dan tepercaya. Perusahaan yang dapat mengemas semua itu dalam satu suguhan apik, walaupun agak mustahil, dialah pemenangnya.” (BBC/Pra/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved