Aneka Gas Industri Melantai di Bursa

Tesa Oktiana
23/8/2016 09:39
Aneka Gas Industri Melantai di Bursa
(MI/M Soleh)

SETELAH nyaris seabad bergerak sebagai penyedia kebutuhan gas industri, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGI) akhirnya melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi itu dilakukan untuk mendukung pengembangan pangsa pasar domestik yang saat ini mencapai 30%..

Perseroan siap melepas 25% (766 ribu lembar saham) dengan harga penawaran Rp1.000-Rp1.290 per lembar. Nantinya, perseroan ditaksir meraup dana Rp989 miliar. Dana dari penawaran saham yang berakhir pada 22 September mendatang akan dialokasikan ke sejumlah pos. “Ada 40% untuk bayar utang, 40% untuk menambah kapasitas stasiun pengisian gas (filling station), dan 20% untuk modal kerja,” papar Wakil Direktur Utama AGI, Rachmat Harsono, di Jakarta, kemarin.

Namun, AGI itu juga ingin menurunkan rasio utang terhadap modal 1,2 kali dari posisi 1,4 kali saat ini. Untuk itu, perusahaan menawarkan saham hingga ke Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Singapura.

Untuk memenuhi permintaan pasar, perseroan menargetkan penambahan 10 filling station dari 80 unit yang kini tersebar di 22 provinsi. “Target jangka panjang, perseroan i­ngin memiliki 200 filling station untuk memperkuat jaringan infrastruktur. Tahun ini kami ingin menambah pangsa pasar menjadi 40%,” imbuhnya.

Saat ini AGI menjual berbagai produk gas industri nitrogen, oksigen dan argon, gas campuran, gas sintetis, gas khusus, dan bahan bakar gas. Salah satu konsumen AGI ialah PT Pertamina (persero). BUMN energi itu menyerap produk nitrogen untuk mendukung kegiatan peningkatan cadang­an migas dengan metode enhanced oil revovery (EOR). Di satu sisi, AGI menyerap karbon dioksida (CO2) dari Pertamina. “CO2 itu kita murnikan untuk industri pengolahan pangan dan industri cutting,” urai Direktur Utama AGI, Hezer Harsono.

Direktur Keuangan AGI Nini Liemijanto menuturkan target penjualan gas industri di tahun ini Rp1,8 triliun. “Kami yakin tercapai lantaran di semester pertama 2016 sudah mencapai Rp800 miliar,” jelasnya.

Converter kit dibagikan
Pemerintah mulai membagikan alat konversi (converter kit) BBM ke bahan bakar gas. Tahun ini ditargetkan 5.000 unit converter kit digelontorkan kepada nelayan.

Seperti dikutip dalam laman esdm.go.id, kemarin, Kementerian ESDM membagikan 229 converter kit untuk nelayan di Cirebon, Jawa Barat, sebelum dibagikan di 10 kabupaten di Jawa dan Bali. “Penerima converter kit ialah memiliki kapal berkapasitas di bawah 5 gross tonnage (GT) alias nelayan kecil,” ujar Direktur Jenderal Migas IGN Wiratmaja Puja. Pada 2017, pihaknya membagikan 10 ribu converter kit hingga 2019.

Untuk menunjang program itu, Pertamina akan memberikan alokasi khusus pasokan elpiji 3 kg dengan membentuk pangkalan dan koperasi khusus. “Harganya Rp15 ribu per tabung. Dibanding solar, jauh lebih murah. Kami berharap ittu tidak dijual ke luar nelayan,” ujar General Manager Marketing Operation Pertamina MOR III Jumali. (Adi/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya