Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SETELAH 100 tahun bergerak di sektor penyedia kebutuhan gas industri, PT Aneka Gas Industri Tbk akhirnya melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Aksi korporasi melantai di bursa saham Indonesia ini diiringi keniscayaan bahwa dana segar yang diraup nantinya dapat mendukung pengembangan usaha. Pangsa pasar domestik yang sudah direngkuh perseroan sejauh ini mencapai 30 persen.
Perseroan siap melepas saham sebesar 25 persen atau kurang lebih sekitar 766 ribu lembar saham. Dengan estimasi harga penawaran Rp 1000 - Rp 1290 untuk per lembar, maka perseroan ditaksir dapat meraup total dana sebesar Rp 989 miliar. Dana yang diperoleh dari penawaran saham yang berakhir pada 22 September mendatang, akan dialokasikan ke dalam sejumlah pos. Komposisinya ialah 40 persen untuk membayar utang, 40 persen untuk menambah kapasitas stasiun pengisian gas (filling station), dan 20 persen sisanya untuk memperkuat modal kerja.
Tidak dapat dipungkiri, emiten berkode AGI ingin melantai di bursa dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Mengingat, perseropan memiliki kewajiban berupa utang kepada perbankan nasional, setidaknya suntikan dana dari penawaran saham dapat menurunkan rasio utang terhadap modal sebesar 1,2 kali, yang mana saat ini posisinya di kisaran 1,4.
"Kita akan leveraging, jadi 40 persen itu untuk menurunkan utang. Kita maintain 1,2 kali. Sekarang kan di 1,4 ya," ujar Wakil Direktur Utama AGI Rachmat Harsono usai public expose di Jakarta, Senin (22/8).
Untuk memaksimalkan raihan dana IPO, perusahaan akan menawarkan sahamnya hingga ke luar negeri seperti ke Hong Kong, Kuala Lumpur dan Singapura. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi yaitu PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB Securities indonesia. Lebih lanjut Rachmat menekankan prospek industri gas di Tanah Air cukup cerah.
Hal itu seiring dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang memasukkan gas industri sebagai salah satu aspek penopang laju produksi sejumlah sektor industri. Maka dari itu, perseroan turut menargetkan penambahan 10 stasiun pengisian gas (filling station). Saat ini AGI memiliki 80 filling station yang terebar di 22 provinsi. Target jangka panjang, perseroan ingin memiliki total 200 filling station untuk memperkuat jaringan infrastruktur.
Dalam waktu dekat, Rachmat menekankan perseroan memang belum terlalu agresif mengembangkan pasar. Selain menyasar pasar domestik, perseroan ingin mengembangkan sayap ke pasar regional Asia Tenggara.
"Market share kita masih 30 persen, tapi tahun ini juga kita tidak terlalu agresif mau kembangkan sampai 100 persen. At least tambah sekitar 40 persen lah. Yang jelas sektor gas industri ini masih growing, karena infrastruktur dan kegiatan manufaktur terus berkembang. Tentunya kebutuhan gas industri akan lebih banyak," imbuhnya.
Sebagai informasi, AGI menjual berbagai produk gas industri, seperti gas udara (nitrogen, oksigen dan argon), gas campuran, gas sintetis, gas khusus dan bahan bakar gas. Pemanfaatan produk gas dari perseroan yang sebelumnya sempat menjadi BUMN ini bergerak dari sektor hulu ke hilir. Salah satu konsumen produk AGI ialah PT Pertamina (Persero). BUMN energi itu menyerap produk nitrogen untuk mendukung kegiatan Enhanced Oil Revovery yang merupakan metode peningkatan cadangan minyak pada suatu sumur. Di satu sisi, AGI turut menyerap karbondioksida (CO2) hasil pemurnian dari Pertamina.
"CO2 yang kita beli, kemudian kita murnikan. Potensi pemanfaatan CO2 sebenarnya cukup besar ya, misal untuk food processing atau industri cutting. Kalau permintaan pasar meningkat, kami berencana menambah pembelian CO2 ke Pertamina. Begitu juga kami siap jual Nitrogen on site ke Pertamina, kalau perlu pasang plant jika kebutuhannya bertambah," urai Direktur Utama AGI Hezer Harsono menambahkan.
Adapun Direktur Keuangan AGI Nini Liemijanto menuturkan target penjualan produk gas industri di tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun. Target itu diyakini dapat tercapai lantaran penjualan gas di semester pertama sudah mencapai Rp 800 milyar. Guna meningkatkan capaian penjualan, perseroan menggelontorkan sejumlah strategi. "Ya mulai dari pengembangan filling station. Kemudian pengembangan di sektor health care di mana kita ikut berperan dalam jasa instalasi gas di rumah sakit," ucap Nini.(X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved