Indonesia Jadi Industri Tangguh pada 2035

MI
21/8/2016 09:10
Indonesia Jadi Industri Tangguh pada 2035
(Antara/Fahrul Jayadiputra)

KEBANGKITAN suatu negara sering ­kali ditandai dengan kebangkitan pembangunan industrinya. Namun, pembangunan industri tersebut tidak selalu bergantung pada sumber daya alam, tetapi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jepang dan Korea Selatan bisa menjadi contoh. Kedua negara itu sangat minim sumber daya alam, tetapi dengan ilmu pengetahuan dan keteknikan yang dimiliki, mereka akhirnya bisa menjadi negara industri yang maju.

“Kita sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah jika didukung dengan pembangunan industri yang optimal, tentu tidak akan sulit untuk menjadi sebuah negara yang maju dalam waktu yang tidak terlalu lama,” papar Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, pada peringatan 96 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia di Insti­tut Teknologi ­Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Airlangga menyoroti pertumbuhan nonmigas setelah krisis moneter 1998. Pada semester 1 tahun 2016 pertumbuh­an industri nonmigas hanya 4,54%. Karena itu, ia berkomitmen segera menggenjot sektor industri nonmigas agar naik, seperti pada 2008-2009, yang mencapai 30%.

Ia menambahkan ada 3 tahapan rencana pembangunan industri yang dituangkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) ­2015-2035. Tahapan tersebut ialah meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dengan kurun waktu 2015-2019, fokus pada keunggul­an kompetitif dan berwawasan lingkungan dengan kurun waktu 2020-2024 dan fokus menjadikan Indonesia sebagai industri tangguh pada kurun waktu 2025-2035.

“Untuk menjadi negara tangguh di bidang industri tersebut, diperlukan investasi persiapan di sektor industri yang mencapai Rp4.150 triliun,” cetusnya.

Lebih jauh, ia mengatakan semua program rancang­an sektor industri bisa berjalan dengan baik jika penyebaran dan peme­rataan industri bisa mencakup ke seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini pembangunan kawas­an industri tersebar di 14 lokasi sesuai ketersediaan sumber daya alam. Dalam pengembangan ke-14 kawasan ini, pemerintah juga mendorong tersedianya unit pendidikan yang dapat menyediakan dan menyuplai kebutuhan tenaga kerja terampil yang tepat guna dengan kebutuhan industri yang berada di kawasan dimaksud.

“Dengan kebutuhan yang besar terhadap tenaga terampil dan terdidik tersebut, diharapkan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (PTTI) mampu menyuplai kebutuhan tenaga terampil dan profesional guna mendukung terciptanya industri Indonesia yang maju,” ujar Airlangga meng­akhiri orasi ilmiahnya. (BU/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya