Temuan Archandra Terkait Penghematan Proyek Masela Akan Dikaji

Tesa Oktiana Surbakti
17/8/2016 16:11
Temuan Archandra Terkait Penghematan Proyek Masela Akan Dikaji
(AFP/ADEK BERRY)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman yang kini merangkap sebagai Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan pendahulunya, yakni Arcandra Tahar, telah melakukan terobosan walau jabatannya belum seumur jagung. Arcandra diketahui membuat perhitungan yang dapat menekan biaya investasi(capital expenditure/capex) Blok Masela, dari US$ 22 miliar menjadi US$ 15 miliar.

Temuan pria asal Pariaman itu bahkan dikatakan Luhut merupakan hal penting bagi negara. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan ladang kaya migas dengan kilang pengolahan LNG di darat (onshore LNG), dapat lebih efisien.

Terkait hal itu, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha dan Gas Bumi (SKK Migas) Zikrullah mengatakan pihaknya harus lebih dulu melakukan kajian apakah potensi penghematan benar adanya seperti temuan Arcandra.

"Semuanya kan harus dikaji dulu. Sebenarnya, kemarin ada view dari ahli menteri sebelumnya (Arcandra). Beliau memang sangat detil mengetahuinya, sehingga ada kesan beliau mungkin membantu. Kita hormatilah," tutur Zikrullah saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, seusai mengikuti upacara HUT RI ke-71, Rabu (17/8).

Seperti diketahui, pemerintah akan membentuk komite khusus (Tim Ad Hoc) untuk mempercepat kajian Blok Masela agar pengembangannya tidak meleset dari target, meski skemanya berubah dari rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) awal. Revisi PoD pun ditargetkan rampung tahun ini lantaran investor Blok Masela, Inpex Corporation dan Shell, sebenarnya sudah membuat kajian berbasis offshore dan onshore. Ketika PoD lekas disetujui, maka tahap Final Investment Decision (FID) dapat dilakukan pada tahun 2018.

Dijelaskan Zikrullah, terdapat sejumlah indikator yang dapat mempengaruhi kalkulasi skema pembiayaan. Diantaranya termasuk fluktuasi harga minyak dunia dan harga gas.

"Memang ini masih tahap awal, tapi kajian-kajian sudah banyak dilakukan. Tapi kalau ada data baru lagi, kita kaji lagi. Segalanya bisa berkontribusi (untuk penurunan capex)," imbuhnya.

Perhitungan lain yang dapat mempengaruhi besaran belanja modal ialah materi konstruksi. Zikrullah menuturkan walaupun pengembangan kilang pengolahan LNG blok dengan cadangan gas terbukti 10,7 TCF itu berbasis darat (onshore), namun sebagian fasilitas berada di lepas pantai (offshore).

"Kan tidak semua onshore ya. Yang di luar LNG facilities kan ada di laut. Faktor ini harus kita hitung lagi, seperti pipa juga," tukas Zikrullah. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya